Jakarta, Mediaperkebunan.id
Harga karet yang rendah dalam beberapa tahun terakhir membuat petani enggan mengurus kebun karetnya, juga mennyadap. Banyak terjadi kebun karet petani ditebang dan diganti dengan kelapa sawit atau tanaman pangan seperti jagung dan singkong.
Menurut Ketua Umum Dekindo (Dewan Karet Indonesia) yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) , kalau dibiarkan kondisi ini akan berdampak pada produksi karet Indonesia. “Padahal Indonesia masih memiliki potensi besar pada perkebunan karet. Jangan sampai para petani membunuh habis tanaman karetnya karena hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya produksi,” ujar Azis Pane.
Karena itu Azis menggandeng PT Pertamina dan Kementerian Perindustrian untuk memberdayakan perkebunan karet nasional melalui pengembangan industri ban. Pertemuan Presidium Industri Ban pertengahan Agustus lalu di hadiri oleh para tokoh pemerintah dan swasta seperti Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil/IKFT, Direktur Operasional Pertamina, Presiden Direktur Michelin Indonesia, Presiden Direktur Gajah Tunggal, Presiden Direktur Industri Karet Deli, Ketua APBI/Dekarindo dan para pimpinan puncak perusahaan industri ban.
“Kementerian Perindustrian dan Pertamina akan segera melakukan langkah konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet di Indonesia,” tutur Azis Pane. Bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, meliputi penelitian mengenai kegunaan karet secara keseluruhan. Mulai dari batang atau pohon, daun, dan getahnya. Karet harus diolah menjadi barang jadi, bukan lagi diekspor sebagai karet mentah.
“Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melakukan hilirisasi di bidang hasil-hasil alam. Saya yakin apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, kerjasama pemerintah, Pertamina dan industri ban akan memiliki manfaat besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Indonesia pun akan semakin mampu bersaing di dunia Internasional,” ujar Azis Pane.
Pertamina sangat memperhatikan lingkungan. Industri ban merupakan industri yang berbasis produksi rakyat dilihat dari sisi bahan bakunya. Industri ini sangat mendukung konsep industri hijau dan sudah merintis kearah itu diantaranya dengan memproduksi ban-ban yang mempunyai hambatan gulir rendah (low rolling resistance) dari berbagai merek untuk meminimalkan pemakaian bahan bakar.