2nd T-POMI
2018, 2 April
Share berita:

Memang dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektar sekitar 60 ribu hektar-nya dan 5 pabrik kelapa sawit (PKS) sudah tersertifikasi Indonesia Ssutaoinable Palm Oil (ISPO), dan target 2 tahun lagi seluruh kebun sudah terserifikasi ISPO.

Hal tersebut diungkapkan oleh Timotheus Arifin.C, Chief Operating Officer (COO) PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta.

Lebih lanjut, menurut Arifin, komitmen untuk melakukan sertifikasi bukan semata-mata karena mandatory, tapi komitmen untuk menunjukan bahwa pengelolaan kebun dan PKS yang dilakukan oleh PT DSN telah menaerapkan sustainability (Keberlanjutan). Meskipun memang untuk melakukan sertifikasi ISPO lebih ketat jika dibandingkan dengan sertifikasi sustainable yang lain.

“Jadi memang untuk sertifikasi ISPO ini lebih ketat, tapi kami optimis 2 tahun lagi seluruh kebun dan PKS kami bisa tersertifikasi ISPO,” janji Arifin.

Memang, Andrianto Oetomo, Direktur Utama PT DSN menambahkan bahwa sampai dengan 31 Desember 2017, Perseroan memiliki 13 kebun dan 7 PKS dengan total kapasitas 450 ton tandan buah segar (TBS) per jam. kemudian 1 Kernel Crushing Plant yang memproduksi Palm Kernel Oil (PKO) dengan kapasitas 200 ton per hari. Adapun jumlah kebun yang menghasilkan (mature area) sampai akhir 2017 mencapai 72.345 dari total lahan tertanam sebanyak 90.288 hektar.

Dari luas kebun tersebut menghasilkan 1,6 juta ton TBS atau meningkat 42% dari tahun sebelumnya. Alhasil produksi crude palm oil (CPO)-nya pun meningkat 29% atau menjadi 403,6 ribu ton, dengan harga jual rata-rata minyak kelapa sawit Perseroan pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 8,1 juta per ton, atau naik sekitar 8% dibandingkan dari tahun 2016,” urai Andrianto.

Baca Juga:  INDONESIA MENANGKAN GUGATAN IKLAN MINYAK KELAPA SAWIT DI PERANCIS.

“Maka, pada tahun 2017 Perseroan mencatat kenaikan penjualan sebesar 33% atau menjadiRp 5,2 triliun,” terang Andrianto.

Adapun rencana di tahun 2018 ini, Andrianto memebanrkan, bahwa pihaknya berencana untuk membangun satu PKS baru di Kalimantan Barat, seiring dengan bertambahnya tanaman yang menghasilkan di provinsi tersebut. Adapun PKS yang akan dibangun berkapasitas 30 ton per jam tersebut merupakan PKS pertama Perseroan yang berlokasi di Kalimantan Barat.

Dengan beroperasinya PKS itu, maka total kapasitas PKS Perseroan akan mencapai 480 ton per jam. Selain itu, Perseroan juga sedang melakukan kajian untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB) di Kalimantan Timur.

“Ini dilakukan juga karena komitmen kami dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan,” pungkas Andrianto. YIN