2nd T-POMI
2023, 19 Januari
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan.id – Pandawa Agri Indonesia (PAI), satu-satunya perusahaan dengan inovasi berupa reduktan pestisida, menghadirkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) bertajuk Akselerasi Pertanian Berkelanjutan (Accelerating Sustainable Agriculture). Laporan ini memuat kinerja PAI dalam menjalankan prinsip-prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) selama tahun 2022 dalam rangka mempercepat transisi pertanian Indonesia menjadi sektor yang lebih berkelanjutan.

PAI mengedepankan komitmen 3 PRO yaitu Protecting the Environment atau menjaga kelestarian lingkungan, Prospering the People atau menyejahterakan masyarakat dan karyawan, dan Promoting Responsible Business atau menjalankan bisnis secara bertanggung jawab.

Dalam Sustainability Report perusahaan yang disampaikan pada Rabu, 18 Januari 2023 lalu, PAI mencatat kontribusinya dalam mengurangi lebih dari 1,5 juta liter penggunaan pestisida di lebih dari 2 juta hektar lahan perkebunan di Indonesia dan Malaysia. Dari angka ini, lebih dari 16.500 pekerja semprot dan petani telah terhindar dari paparan berlebih bahan kimia berbahaya yang berasal dari pestisida.

“Agrikultur merupakan salah satu sektor terbesar di Indonesia dan berperan penting dalam krisis iklim yang terjadi karena menghasilkan 19-29% emisi Gas Rumah Kaca secara global. Pengurangan penggunaan pestisida dengan reduktan yang kami lakukan ini telah berkontribusi dalam mengurangi hampir 5.000 ton emisi karbon dioksida. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk dapat mengurangi emisi karbon sebanyak 31,89 persen dengan usaha sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional di tahun 2030 mendatang,” kata Kukuh Roxa, CEO Pandawa Agri Indonesia.

Selain menciptakan terobosan reduktan, PAI juga mengembangkan ekosistem petani swadaya (smallholders) untuk semakin mendorong terciptanya sektor pertanian yang berkelanjutan.

Kukuh mengatakan, “kami membentuk ekosistem petani yang end-to-end: di hulu kami memfasilitasi petani dengan teknologi PPAI dan di hilir kami mendampingi petani dengan manajemen pasca panen yang terintegrasi. Saat ini PAI telah mengembangkan ekosistem petani padi di Nagekeo, petani kopi di Pagar Alam, dan petani cabe di Banyuwangi.”

Baca Juga:  Desa Organik Tingkatkan Produktivitas dan Pendapatan Petani

Sejumlah petani dampingan PAI mengalami peningkatan produktivitas hasil panen hingga 53% dan pendapatannya meningkat karena hasil panen dibeli dengan harga yang kompetitif. PAI juga turut menggandeng Rabo Foundation guna memperkuat inklusi keuangan melalui penyaluran pendanaan produktif dengan bunga yang rendah. Kukuh menambahkan, lebih dari Rp 5 miliar total pembiayaan telah difasilitasi ke petani swadaya dalam bentuk kredit produktif dan product offtaking.

Kukuh berharap, dengan terus berfokus dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat pertanian, karyawan, serta menjaga tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), PAI optimis dapat mempercepat realisasi pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

Diva Tanzil selaku Impact Finance Consultant dari Rabo Foundation menjelaskan, “kami memiliki misi untuk meningkatkan kemajuan ekonomi, sosial, dan ekologi di negara berkembang. Kami melihat inisiatif dan inovasi yang dijalankan PAI dalam menumbuhkan sektor pertanian yang berkelanjutan sejalan dengan rencana kami untuk menciptakan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim yang ada.”

Diva juga mengapresiasi kerjasama yang telah berjalan sejak 2022 lalu. Kolaborasi ini memungkinkan Rabo Foundation memperluas jangkauan layanan dan memberikan dampak positif bagi petani kecil di daerah pedesaan yang memiliki akses keuangan terbatas. Pembiayaan yang diberikan diharapkan dapat terus memberi kemudahan bagi petani dan mendongkrak angka inklusi keuangan di daerah tersebut.

Sementara itu, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T., Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, “kinerja PAI sangat mendukung rencana pemerintah dalam menerapkan ekonomi hijau sebagai salah satu strategi utama dalam transformasi ekonomi. Hal ini juga mendukung percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, serta mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.”

Baca Juga:  ANGGARAN DITJENBUN 2021 RP1,01 TRILIUN UNTUK 4 KEGIATAN