2nd T-POMI
2020, 10 Februari
Share berita:

Kampung Coklat Blitar yang terletak di desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan wisata edukasi bagi siapa saja yang ingin tahu atau berbisnis coklat baik budidaya maupun pengolahan.

Menurut Kholid, pemilik, tempat wisata ini dinamakan Kampung Coklat sebab semua pekerjanya dari kampung sekitar. Demikian juga warung dan rumah makan dipasok dari penduduk setempat.

Kampung Coklat merupakan wisata edukasi bagi semua orang. Di sini disediakan berbagai klas sesuai tingkatannya. Kalau anak TK, SD, SMP hanya belajar membuat coklat saja atau pengenalan kebun. Kalau anak SMA, SMK, mahasiswa, pegawai, pensiunan maka diarahkan untuk berbisnis coklat baik budidaya, pembuatan coklat dan pembuatan produk dari coklat seperti brownies.

Saat ini omset Kampung Coklat mencapai Rp4 miliar/bulan. Semua keuntungan diinvestasikan kembali untuk pengembangan Kampung Coklat. Karena itu selalu ada yang baru dan berubah di Kampung Coklat entah dekorasi, wahana permainan dan lain-lain.

Saat ini Kampung Coklat dilengkapi berbagai warung, rumah makan, wahana permainan, hall, lapangan out door, untuk berbagai acara, toko oleh-oleh produk coklat dan kelas-kelas belajar. Jumlah pengunjung pada hari kerja rata-rata 2000 orang, hari Sabtu 7.000 orang dan hari minggu 15.000 orang.

Kampung Coklat juga sering menjadi tempat belajar orang yang setahun lagi akan pensiun. Bank Indonesia mempercayakan pegawainya yang akan pensiun dan punya tanah di Jawa untuk belajar di sini.

Untuk tanah di Jawa yang relatif sempit , Kholid mengembangkan mix farming kakao, pisang dan coklat. Dibuat kolam untuk budidaya ikan, pisang yang bisa dipanen dalam waktu relatif singkat dan kakao. Ada analisa usahanya yang menguntungkan. Kalau sudah panen biji kakao ditampung Kholid semua. “Kalau merugi maka kebunnya akan saya beli dengan harga pasar jadi mereka tidak akan menyesal bisnis ini,” katanya.

Baca Juga:  TAHUN 2021 PENGEMBANGAN KAKAO 3.175 HA

Kholid disamping mengelola Kampung Coklat juga merupakan pedagang besar biji kakao. Omsetnya mencapai Rp9 miliar/bulan dengan kemampuan pasokan 300 ton/bulan. “Jumlah itu masih kurang. Berapapun produksi biji kakao pasti saya tampung karena pabrik-pabrik disini sangat memerlukan,” katanya.

Media Perkebunan bekerjasama dengan Kampung Coklat juga membuka kelas edukasi bagi siapa saja yang tertarik berbisnis coklat atau berkebun kakao yang menguntungkan. Untuk lebih lengkapnya hubungi Media Perkebunan di (021) 78846587.