2nd T-POMI
2018, 17 Juli
Share berita:

Fluktuasi harga minyak kelapa sawit saat ini lebih banyak dibentuk dari aspek eksternal yaitu perubahan kurs dan perang dagang. Semua hal ikut terpengaruh termasuk harga minyak bumi yang naik dan komoditas yang turun. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian menyatakan hal ini seusai pembukaan “ The Sixth International Oil Palm Conference (IOPC 2018)” yang diselenggarakan Pusat Penelitian Kelapa Sawit, di Medan.

Tema IOPC 2018 adalah “ Smoothing the Market Disequilibria” yang mengangkat isu, fakta dan ketidakseimbangan pasar (disequilibria) kelapa sawit, diharapkan dapat menjadi langkah yang tepat melihat kondisi terkini terkait ketidakseimbangan dan ketidakpastian harga minyak sawit serta menyikapi kampanye negatif yang semakin gencar. Taglinenya adalah Innovation & technology to Chalengge the Disequilibria in the Global Market.

Menurut Musdhalifah, tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya adalah dengan memperluas pasar baik domestik maupun ke luar negeri. Perluasan pasar di dalam negeri berupa B20 yang semula untuk PSO saja diperluas ke non PSO. Dengan cara ini maka serapan biodiesel di dalam negeri akan bertambah 1-1,5 juta kiloliter.

“Bahkan kita sedang melakukan kajian B30 yang diperkirakan akan selesai akhir tahun ini. Bila B20 seluruhnya berhasil dengan baik maka B30 akan dilaksanakan. Bahkan kajian B100 ditingkat internasional sudah ada hanya terbentur masalah harga yang tinggi,” katanya.

Upaya lainnya adalah penggunaan bahan bakar nabati asal sawit 100% untuk PLTD yang dikelola PLN. Diperkirakan ada 6.000 MW kapasitas PLTD yang bisa direvitalisasi sehingga bahan bakarnya menggunakan minyak sawit. Tambahan serapan pasarnya adalah 3 juta kiloliter. Pemerintah akan terus mencari pasar baru untuk lebih banyak menyerap minyak sawit.

Baca Juga:  PG GEMPOLKREP DAN PT ENERO BAGIKAN 1.485 PAKET SEMBAKO

Sedang memperluas pasar ke luar negeri dengan menggarap pasar baru. Beberapa negara seperti Pakistan, Bangladesh dan Srilanka permintaannya terus naik. Permintaan biodiesel Tiongkok juga terus naik dengan program B5 yang mulai diterapkan di sana. Ini merupakan kesempatan memperluas pasar ketika harga sedang rendah.

Dengan cara ini diharapkan fluktuasi harga bisa ditekan sehingga petani mendapat harga yang stabil. “Kelapa sawit di Indonesia sudah bertahan 100 tahun. Salah satunya adalah berkat penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh PPKS sehingga banyak dihasilkan inovasi. Kami sangat menghargai kontribusi PPKS selama ini,” kata Musdhalifah.

Direktur PPKS, Hasril Hasan Siregar menyatakan dewasa ini industri kelapa sawit mengalami banyak tantangan terutama terkait dengan perdagangan dan isu kampanye negatif. Harga minyak kelapa sawit mengalami fluktuasi harga seiring dengan terjadinya keseimbangan pasar dunia minyak nabati. Kebijakan perdagangan sekarang banyak dipengaruhi kampanye negatif isu kelapa sawit.

Kampanye negatif jika tidak ditangani serius akan merugikan perkembangan kelapa sawit Indonesia. Berbagai kesimpangsiuran informasi negatif kelapa sawit harus ditangkal dengan penjelasan yang ilmiah maupun peranan masyarakat dan pemangku kepentingan.

Permasalahan tersebut menuntut peranan institusi penelitian yang sangat besar baik dalam pembuktian ilmiah untuk menangkal kampanye negatif, menghasilkan inovasi yang berkelanjutan hingga diseminasi hasil perkembangkan teknologi terkini. IOPC merupakan salah satu media pelaku bisnis untuk berinteraksi, berbagi informasi dan pengalaman untuk membangun agribinisnis kelapa sawit yang berdaya saing dan berkelanjutan, yang berbasis teknologi dan inovasi untuk menghadapi tantangan ketidakseimbangan dalam pasar global.