2nd T-POMI
2024, 18 Mei
Share berita:

SURABAYA, mediaperkebunan.id – Musim kering yang berkepanjangan ternyata dapat menurunkan produksi tanaman kelapa sawit hingga 10 persen. SMART Research Institute (SMARTRI) berhasil melakukan pemuliaan benih sawit yang tahan kekeringan dengan potensi produksi tandan buah segar (TBS) 28 – 34 ton per hektare dan rendemen 24 persen.

Dalam Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester I 2024, Tim Penilai Varietas (TPV) Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), menyetujui usulan PT SMART atas benih Kelapa Sawit Unggul DxP Dami Mas Moderat Toleran Kekeringan (MTK), Jumat (167/5/2024).

Dalam proposalnya disebutkan, sejak tahun 2012, SMART Research Institute (SMARTRI) secara intensif telah melakukan penelitian untuk pengembangan bahan tanaman kelapa sawit toleran terhadap kekeringan. Bahan tanaman DxP yang telah teridentifikasi untuk registrasi bahan tanaman “Moderat Toleran Kekeringan” (MTK) yang dihasilkan dari hasil penelitian lebih dari 12 tahun.

Pengujian benih dilakukan di tiga wilayah berbeda, yakni di kebun Padang Halaban (Sumatera Utara) sebagai kontrol referensi (“no” defisit air), kebun Sawita (Kalimantan Selatan) -defisit air tinggi dan kebun Mandang (Kalimantan Tengah) -“no” defisit air.

Hasil pengujian seleksi menggunakan nilai indek kekeringan yaitu Drought Factor Index (DFI). Pengujian validasi DFI sebagai indeks yang baik untuk ketahanan terhadap kekeringan dilakukan pada areal percobaan tanaman kelapa sawit sudah menghasilkan di lapang.

Berdasarkan hasil studi selama 12 tahun, penggunaan DFI telah digunakan untuk pengujian dan mengevaluasi 15.000 tanaman dari 91 famili tanaman Dami Mas yang masuk dalam 5 bahan tanaman DxP Dami Mas (DM 1 s/d DM 5 yang telah teregister).

Berdasarkan hasil pengujian penyebaran nilai DFI dari 91 famili yang diuji, menujukkan pola penyebaran nilai DFI secara statistik mendekati kurva distribusi leptokurtic dengan nilai kemiringan (skewness) -0,24 dan nilai keruncingan (kurtosis) 6,28 dengan 53% dari famili yang diuji memiliki nilai ketahanan terhadap kekeringan lebih tinggi dibandingkan rerata.

Baca Juga:  Apical Gelar Bazaar UMKM Binaannya

Berdasarkan hasil pengujian tersebut, pada saat ini telah terpilih 2 famili yaitu SD 14 dan SD 63 untuk di registrasi sebagai bahan tanaman DxP Dami Mas dengan kategori Moderat Toleran Kekeringan (MTK).

Berdasarkan hasil validasi di lapangan dengan mengamati data produksi selama 11 tahun, yang dilakukan pada tiga kondisi wilayah yang dipengaruhi oleh kekeringan yang berbeda, terkonfirmasi bahwa famili SD 14 dan SD 63 merupakan bahan tanaman yang toleran terhadap kekeringan.

Pada kondisi areal tersebut, kedua famili ini mempunyai produksi minyak yang lebih tinggi 15 – 18 persen pada SD 14 dan 11 – 22 persen pada SD 63 pada periode defisit air dibandingkan rerata produksi tanaman pada percobaan tersebut.

Data analisis usaha tani juga menunjukkan potensi varietas DxP Dami Mas Moderat Toleran Kekeringan (MTK) untuk dibudidayakan pada areal lahan kering. “Oleh karena itu, kedua kandidat varietas yang kami usulkan dapat dilepas sebagai varietas baru tanaman kelapa sawit Moderat Toleran Kekeringan (DM MTK 1 dan DM MTK 2),” ujar Division Head SMARTRI Jean Pierre Regis Caliman. (YR)