2nd T-POMI
2018, 28 Desember
Share berita:

Tahun 2017 inflasi mencapai 1,26% atau terendah dan andil bahan pangan 0,26% atau terendah sepanjang 2014-2018. Hal ini tidak terlepas dari peranan Kementerian Pertanian. Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian, menyatakan hal ini pada Bincang Asyik Pertanian (BAKPIA).

Kementan bergerak dalam 3 aspek yaitu ketersediaan, distribusi dan ketermanfaatan. Ketersediaan dilakukan lewat peningkatan produksi pangan, menjaga luas tanam bulanan sesuai kebutuhan serta mendekatkan pusat produksi kepada konsumen.

Aspek distribusi pangan dilakukan dengan menjaga pasokan dan harga pangan. Salah satu kebijakan terobosan adalah mendorong kemudahan distribusi pangan dan efisiensi tata niaga dengan e-commerce Toko Tani Indonesia (TTI).
“Lewat e-commerce TTI kami memotong rantai pasok yang sangat panjang dari petani sampai konsumen. Dengan layanan online berbasis aplikasi ini, TTI sebagai outlet dapat memesan beras langsung ke Gabungan Kelompok Tani,” katanya.

Selama ini tata niaga yang panjang membuat harga sampai di konsumen mahal, karena masing-masing pihak mengambil margin. Kehadiran TTI berkontribusi dalam pengendalian inflasi. Saat ini yang tergabung dalam platform ini ada 1.140 TTI dan 291 Gapoktan, dengan transaksi Rp8,6 miliar.

Kementan juga membantu distribusi dengan pengendalian pasokan secara intensif pada Hari Besar Keagamaan Nasional, monitoring harga pangan harian, melaksanakan operasi pasar bila diperlukan dan mengembangkan lumbung pangan masyarakat.

Aspek pemanfaatan pangan, Kementan mengendalikan pola konsumsi masyarakat dengan pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman; kampanye anti pemborosan dan food waste; mendorong pemanfaatan bahan baku lokal dalam industri.

Pengembangan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) merupakan upaya mendekatkan pusat produksi pangan ke konsumen, lewat penyediaan pangan yang cukup, beragam dan bergizi. Tahun 2018 terlah berdiri 2.300 KRPL, 1000 diantaranya di desa yang stunting. Tahun 2019 akan dilaksanakan di 1.600 desa di 160 kabupaten.

Baca Juga:  65 Tahun Instiper Yogyakarta Bangun Industri Perkebunan dan Kehutanan Indonesia