2nd T-POMI
2024, 3 Februari
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

 Croplife Indonesia  mempertegas komitmennya untuk mewakili kepentingan petani dan industri benih dan pestisida termasuk lewat edukasi. Dalam kegiatan bertajuk “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia” (2/2), Croplife Indonesia bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai urgensi adopsi serta pengembangan riset bioteknologi pertanian demi menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan mengatakan, pertanian di Indonesia terus dihadapkan pada faktor yang akan menurunkan  produktivitas. “Perubahan iklim, hama yang semakin resisten  pada pestisida, dan lahan yang semakin berkurang membuat petani sulit memenuhi  produksi pangan sesuai kebutuhan dan harus mengimpor dari negara lain. Pada akhirnya ketahanan pangan nasional kita bisa terancam jika tidak ada intervensi di bidang sains dan teknologi,” ujarnya.

Menurut Agung, saat ini Pemerintah Indonesia sudah sangat terbuka dan mendukung upaya-upaya pengembangan inovasi bioteknologi, misalnya budidaya tanaman dan benih bioteknologi atau Produk Rekayasa Genetika (PRG). Namun, proses riset yang panjang dan regulasi yang kompleks membuat distribusi benih bioteknologi di Indonesia cenderung lebih lambat dibanding negara lain.

“Di berbagai negara seperti Filipina, benih-benih dan tanaman bioteknologi sudah diakses petani dan hasilnya juga dikonsumsi publik secara luas berbarengan dengan versi konvensional. Kami berharap Indonesia bisa segera menyusul langkah baik tersebut. Croplife Indonesia telah berupaya mengadvokasi praktik pertanian modern ini agar terus didukung pemerintah dan tentunya mendapat penerimaan baik oleh masyarakat. Salah satu aksi kami juga termasuk mengedukasi petani tentang pemakaian produk perlindungan tanaman, melawan peredaran produk palsu, dan tentunya menjaga upaya pertanian berkelanjutan lewat bioteknologi pertanian,” lanjut Agung.

Meskipun benih bioteknologi telah banyak mendapat pernyataan aman dari berbagai lembaga riset dunia, namun masih sering terdapat persepsi yang tidak tepat seputar produk tersebut. Biotechnology and Seed Manager CropLife Indonesia Agustine Christela Melviana menegaskan tanaman dan benih yang dikembangkan dengan ilmu bioteknologi aman dikonsumsi.

Baca Juga:  Harga Sawit Sumsel Melandai

“Keamanan bioteknologi telah dikaji secara menyeluruh oleh berbagai lembaga riset dan kesehatan dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA). Kalau di Indonesia, kita punya Komisi Keamanan Hayati yang ditopang oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2005 (PP No. 21/2005) tentang Keamanan Hayati untuk Produk Rekayasa Genetika yang memastikan keamanan PRG, baik untuk keamanan pangan, pakan maupun lingkungan,” terangnya.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Anggota Tim Teknis Keamanan Hayati KLHK Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto M.Sc. menjelaskan penggunaan benih bioteknologi sangat berpihak pada petani. Teknik-teknik bioteknologi moderen seperti benih PRG ataupun benih hasil penyuntingan gen (genome editing), memang dirancang dan dikembangkan oleh peneliti dengan tujuan untuk meminimalisir potensi hasil kehilangan petani.

“Produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil, karena tanaman akan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul seperti lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem ataupun memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit jika dibandingkan dengan benih konvensional/non-PRG. Kalau mengandalkan benih konvensional saja, petani akan sulit bertahan menghadapi perubahan iklim ataupun Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang akan selalu ada dan hal-hal ini akan menyebabkan penurunan hasil panen dari petani. Tentu saja pengelolaan (bioteknologi) di lapang selalu memperhatikan aspek ekologis dan sustainability,” jelasnya