2nd T-POMI
2024, 28 Juni
Share berita:

JAKARTA, mediaperkebunan.id – UKMK berbasis kelapa sawit memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 16 juta. Untuk itu diusulkan agar UKMK dilibatkan dalam hilirisasi sawit agar meminimalkan ketergantungan ekspor.

Hal tersebut terungkap dalam diskusi sawit bertema “Peranan UKM Dalam Kebijakan Hilirisasi Sawit” di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta Kamis (27/6/2024). Kegiatan yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga dipamerkan produk UKM sawit.

Dalam paparannya, Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM, Ali Alkatiri mengatakan, pemerintah harus mempososikan sawit ini dengan tepat untuk menggerakan roda ekonomi nasional.  Menurut data Kemenkop, ada 66 juta UMKM dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen.

“Tantangan global harus bisa mengelola sumber daya alam (SDA) kita terutama sawit ini, terutama untuk kesejahteraan bersama untuk mencegah ketidakadilan,” ujar Ali Alkatiri.

Lebih lanjut Ali mengatakan, pihaknya mendorong strategi hilirisasi yang menepatkan UMKM dan koperasi sebagai aktor utama, bukan hanya pelengkap. Misalnya pendirian minyak makan merah di Deli, Serdang Sumatera Utara dan 10 pabrik lainnya di sejumlah wilayah.

Peneliti BRIN Indra Budi Susetyo juga mengatakan,  memiliki daya tawar yang lemah dalam rantai pasok. Sebab, pekebun harus menjual tandan buah sawit (TBS) yang cepat membusuk. Dampaknya, harga TBS gampang jatuh, ditambah permintaan sawit yang fluktuatif di pasar internasional.

“Ke depan, sawit harus digunakan untuk sektor lebih luas. Sekarang 50 juta ton produksi sawit. dan sawit ini supply demandnya tidak tetap. Nah makanya perlu hilirisasi misalnya, kita temukan untuk batik atau coating buah,” ujar Indra yang juga innovator malam batik dan coating bauh dari sawit itu.

Baca Juga:  Pemerintah Terus Perbaiki Tata Kelola Sawit

Inovator Virgin Palm Oil Salmira Darmono Taniwiryono membeberkan varian pengolahan minyak sawit yang bisa menjadi salah satu opsi bagi pelaku UMKM sawit. Menurutnya, minyak sawit harus diolah dengan benar agar sumber nutrisinya tidak hilang. Salah satu inovasinya yakni minyak sawit merah yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia. 

“Virgin Palm Oil (VPO) atau minyak sawit merah dikonsumsi oleh masyarakat (bangsa-bangsa) di Afrika Barat sejak 5.000 tahun lalu. Dan, terbukti masyarakat di Afrika Barat sehat, tidak menggunakan kacamata, kuat, tangguh sehingga lumrah banyak yang menjadi atlit sepak bola dan pelari (maraton),” ungkapnya. (YR)