2nd T-POMI
2024, 20 Mei
Share berita:

Jakarta, mediaperkebunan – Meteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI), Andi Amran Sulaiman memulai rangkaian kerja sama ke Negara Vietnam dan China pada hari Minggu (19/05/24) pagi, berangkat dari Bandara Minangkabau, Padang. Mentan dan rombongan Kementerian Pertanian (Kementan) kemudian tiba di Noi Bai Internasional Airport Hanoi, Vietnam pada pukul 14.30 waktu setempat.

Rombongan Kementan kemudian menuju Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa, Republik Sosialis Vietnam (MARD) di Kota Hanoi dan disambut langsung oleh Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam, Le Minh Hoan beserta pejabat tinggi MARD lainnya.

Pertemuan antara Mentan RI dan Vietnam dilakukan untuk membahas penguatan Kerjasama antara Indonesia dan Vietnam dalam mengembangkan pertanian padi di lahan rawa, khususnya varietas bibit padi untuk lahan rawa dengan produktivitas yang tinggi serta teknologi mekanisasi dan pertanian presisi untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman padi di lahan rawa kemudian telan disepakati juga untuk mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture).

Kemudian, Mentan Andi Amran Sulaiman dalam kesempatannya menyampaikan perlunya penguatan kerja sama pertanian kedua negara antara Indonesia dan Vietnam melalui MoU bidang pertanian untuk menginisiasi pembentukan Kelompok Kerja Pertanian (Joint Agricultural Working Group).

Indonesia sendiri memiliki Program Prioritas Pertanian yang masih membutuhkan dorongan untuk mengantisipasi krisis global yang terjadi saat ini dan mengatasi kemungkinan terjadinya kekeringan/basah ekstrim (banjir). Pemerintahan Indonesia juga telah mengambil tindakan cepat dan konkrit dalam jangka pendek untuk meningkatkan indeks tanam dan produksi beras nasional melalui Perluasan areal tanam melalui program optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun, sistem tanam terpadi pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunan, dan peningkatan indeks tanam mellui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun.

Baca Juga:  Harga TBS Riau Anjlok Rp 500/Kg

Mentan Andi Amran terkait dengan program-program pertanian Indonesia tersebut berharap terjadinya kerjasama yang kuat dengan pemerintah Vietnam untuk mendorong pengembangan mesin pertanian modern, memperkuat sistem pengelolaan irigasi pertanian, digitalisasi, dan mesin pertanian yang presisi serta fasilitas Akses Pasar.

Dalam kesempatannya, Mentan Vietnam juga menyampaikan permohonan untuk memperoleh pasokan buah-buahan dari Indonesia, khususnya buah Salak Bali yang sangat digemari Masyarakat Vietnam dan prospek pasarnya masih sangat tinggi. Pasalnya, Salak Bali Indonesia yang dijual di Vietnam harnya mencapai 250 ribu Dong Vietnam (157 ribu Rupiah) untuk satu Kilo.

Pada tahun 2023 total nilai perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 1.93 miliar, Indonesia banyak memperoleh keuntungan dari ekspor produk perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, kakao, dan nilam serta produk hortikultura khususnya buah-buahan tropis, dan sarang burung/SBW.

Pada akhir sesi pertemuan, Kedua Menteri Pertanian melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding on Agriculture Cooperation (MoU). Kelompok Kerja Pertanian (Working Group on Agriculture) yang beranggotakan perwakilan pejabat teknis dari kedua negara guna mengidentifikasi rencana kerja konkrit (concrete plan of actions) pembangunan pertanian yang menguntungkan kedua negara dibentuk sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut. Telah dilakukan pula penyelesaian berbagai hambatan akses pasar komoditas pertanian dan mobilisasi investasi pertanian antara Indonesia dan Vietnam.