2nd T-POMI
2024, 17 April
Share berita:

Surabaya, Mediaperkebunan.id – PTPN III Holding mendapat penugasan dalam pencapaian swasembada gula, pada tahun 2022 luas tebu 177,884 ha dan produktivitas 76,1 ton, tahun 2028 luas harus 356.839 ha dan produktivitas 87 ton/ha, sedang tahun 2030 luas harus 670.561 ha dan produktivitas 93 ton. Mahindan Adiwijaya, Kepala Bagian Tanaman PT Sinergi Gula Nusantara (SGN, Sugarco), menyatakan hal ini pada Seminar Nasional Gula (Indonesian Sugar Conference) “Kiat Mencapai Swasembada Gula 2030” yang diselenggarakan Media Perkebunan.

Produksi gula PTPN III Holding tahun 2022 853.000 ton dan tetes 625.000 ton, tahun 2028 produksi gula harus 2,156 juta ton dan tetes 1,223 juta ton, tahun 2030 produksi gula 5,46 juta ton dan tetes 1,706 juta ton.

Kondisi tahun 2023 adalah luas areal tanaman tebu semakin menurun mendorong penurunan akses pada bahan baku tebu; biaya panen tinggi karena mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah; rata-rata mesin pabrik tergolong tua dan memiliki teknologi lama yang manual; implementasi SOP di perkebunan sendiri belum optimal; jarak antar PG tidak optimal (<30 km) sehingga efisiensi rendah.

Tantangan finansial terbatasnya kapasitas invetasi dan modal kerja. Luas lahan tebu 179,9 ribu ha terdiri dari tebu sendiri 60,9 ribu ha dan tebu rakyat 119 ribu ha. Produksi gula 850.000 ton, biofuel 150.000 ton.

Proyeksi road map adalah transformasi kelas dunia di bawah manajemen bisnis dan tersentralisasi meliputi : tercapainya operational excellence untuk kegiatan on farm (produktivitas 93 ton/ha, pol 12,6%) dan off farm (over all recovery 88%); ekstensifikasi lahan konversi lahan komoditas lain PTPN 30.000 ha; pengembangan off farm dengan pendirian PG baru 10 unit, reaktivasi 3 unit dan revitalisasi kapasitas 15 unit; penataan dan pemenuhan SDM melalui peningkatan skill and knowledge; digitalisasi dan mekanisasi on farm dan off farm.

Mencapai luas lahan tebu giling tahun 2028 356,8 ribu ha (tambahan 179 ribu ha) dan tahun 2030 670,6 ribu ha (tambahan 490,7 ribu ha. Produksi gula 2,15 juta ton tahun 2028 dan 5,46 juta ton tahun 2030. Biofuel 300 ribu KL  tahun 2028 dan 830 ribu KL tahun 2030.

Baca Juga:  Klon Tebu Pringu Untungkan Petani

Kinerja akhir musim giling PT Sinergi Gula Nusantara tahun 2023 adalah luas lahan 179.280 ha terdiri di Sumatera 26.770 ha, Jawa 141.040 ha, Sulawesi 11.470 ha. Tebu sendiri 59.620 ton dan tebu rakyat 119.660 ton. Volume Tebu giiing 10.448.100 ton terdiri dari Sumatera 1.416.100 ton, Jawa 8.773.100 ton, Sulawesi 258.900 ton. Tebu sendiri 2.982.800 ton dan tebu rakyat 7.465.300 ton.

Protas lahan 58 ton/ha , Sumatera 53 ton/ha, Jawa 62 ton/ha, Sulawesi 23 ton/ha, TS 53 ton/ha, TR 62 ton/ha. Rendemen 7,2% , Sumatera 5,7%, Jawa 7,4%, Sulawesi 7,7%, TS 6,6%, TR 7,4%. Produksi gula tertimbang 752.970 ton , Sumatera 80.430 ton, jawa 652.620 ton, Sulawesi 19.920 ton, TS 196.350 ton, TR 554.260 ton.  Protas gula 4,2 ton/ha, Sumatera 3 ton/ha, Jawa 4,6 ton/ha, Sulawesi 1,7 ton/ha. TS 3,3 ton/ha, TR 4,6 ton/ha.

Gula milik PTPN 136.810 ton, Sumatera 46.430 ton, Jawa 81.500 ton, Sulawesi 8.880 ton. Gula milik PT SGN 215.840 ton , Sumatera 24.860 ton, Jawa 184.300 ton, Sulawesi 6.710 ton. Gula milik rakyat 400.330 ton, Sumatera 9.140 ton, Jawa 386.850 ton, Sulawesi 4.330 ton.

Tantangan industri gula Indonesia adalah biaya produksi (pupuk, biaya garap, tebang muat angkut); jumlah tenaga kerja kebun (budidaya dan tebang); jumlah areal tanaman; revitalisasi PG, isu lingkungan (pencemaran udara) dan hot spot pembakaran lahan); karakter petani yang bersifat transaksional.