2nd T-POMI
2021, 24 Oktober
Share berita:

Bogor, Mediaperkebunan.id

Tahun 2000 konsumsi kopi Indonesia tercatat 0,5 kg/kapita. Tahun 2019 konsumsi kopi perkapita meningkat sebesar 1,15 kg. Laju pertumbuhan konsumsi kopi mencapai 1,7%/tahun. Dedi Junaedi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan menyatakan hal ini.

Berdasarkan data ICO permintaan kopi domestik tahun 2014/2015 262.020 ton, 2015/2016 273.000 ton,2016/2017 279.000 ton, 2017/2018 285.000 ton, 2018/2019 288.000 ton, 2019/2020 288.360 ton, 2020/2021 300.000 ton.

Jumlah outlet toko kopi tahun 2019 mencapai 2.937 meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 2016 1.083. Paling banyak adalah Janji Jiwa 700 outlet, kemudian Starbuck 421 outlet, Kulo 300 outlet, JCO Donut and Coffee 273 outlet, Dunkin 200 outlet, Kopi Kenangan 175 outlet, Kopi Soe 150 outlet, Coffee Bean 108 outlet, Coffee Toffee 100 outlet, Warunk Upnormal 87 outlet, Maxx Coffee 74 outlet, Harvest 66 outlet, McCafe 48 outlet, Kopitiam 42 outlet dan lain-lain.

Produksi nasional kopi 70,46% diekspor sedang sisanya dikonsumsi di dalam negeri. Ekspor 99,62% dalam bentuk green bean dan olahan 0,38%.

Tahun 2020 Indonesia menempati posisi sebagai produsen kopi nomor 4 di dunia dengan produksi 744.000 ton (6,69% total produksi dunia). Produsen nomor satu dunia adalah Brazil dengan produksi 4,14 juta ton (34,69%) kemudian Vietnam 1,74 juta ton (18,39%), Kolombia 858.000 ton (8,43%).

“Kita terlalu baik. Dulu Vietnam tidak tahu apa-apa soal kopi datang ke sini belajar di Puslitkoka. Sekarang produksi mereka melejit naik kita malah ketinggalan,” katanya.

Laju pertumbuhan produksi kopi dunia 2014-2020 2,9% atau meningkat 5,07% dari tahun 2018. Sedang laju pertumbuhan konsumsi dunia dalam 7 tahun 1,91% atau meningkat 1,28% dari tahun 2019.

Baca Juga:  Harga Kopi Februari 2018

Volume ekspor tahun 2020 379.300 ton naik 5,6% dibanding tahun 2019 359.100 ton. Sedang nilainya tahun 2020 USD821,9 juta atau turun 6,9% dibanding tahun 2019 yang mencapai 883,1 juta.

Indonesia adalah surga kopi specialty. Saat ini sedang melakukan penjajakan bursa kopi specialty sebab di dunia yaitu bursa New York saat ini hanya ada bursa kopi robusta dan arabika curah.

Indonesia juga pemilik kopi Indikasi Geografis, ada 35 IG atau 36.8% dari kopi Indonesia. “Masalahnya adalah bupati senang sekali berusaha mendapat indikasi geografis kopi, tetapi setelah didapat sering tidak dipelihara,” katanya.

Prospek pengembangan kopi Indonesia ditengah pandemi adalah produk kopi olahan dikembangkan menjadi berbagai jenis produk lain seperti kosmetik, farmasi dan esen makanan. Diversifikasi produk kopi sebagai produk makanan dan minuman kreatif khususnya roastery dan cafe seperti kopi+ cokelat, kopi aromatik, kopi rempah dan lain-lain.

Inovasi dalam hal marketing dan promosi seperti food truck kopi, open booth, digital marketing on line, pembayaran digital. Petani kopi/pelaku usaha roaster/barista kopi akan menjamur di kalangan milenial.

Pengembangan eduksi kopi seperti sekolah kopi dengan sertifikat ahli kopi/barista, jurusan kopi pada politeknik/SMK. Pergeseran konsumsi kopi di kalangan milenial dari kopi instan/kopi mix menjadi kopi hitam/americano/tubruk saring/espresso karena menjamurnya kafe kopi. “Saya harapkan kopi tubruk sebagai cara penyajian khas Indonesia semakin populer menandingi espresso dan americano,” katanya.