2nd T-POMI
2018, 31 Desember
Share berita:

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Puslitbangbun baru 6 tahun memegang mandat meneliti tebu. Meskipun demikian sudah dipercaya mendampingi beberapa PG baru terutama untuk uji varietas apa saja yang cocok . Prof Dr Drs Subiyakto MP, Penaggung Jawab Program Tanaman Pemanis, Balittas Malang menyatakan hal dalam perbincangan dengan Perkebunannews.

Saat ini Balittas bekerjasama dengan PT Sukses Mantap Sejahtera di Dompu NTT dan dinas perkebunan setempat untuk uji adaptasi varietas. Sudah berjalan 2 tahun, diharapkan dapat dihasilkan varietas apa saja yang cocok di Dompu. Saat ini sudah ada 1-2 varietas yang sesuai. PG Dompu ini untuk memenuhi kebutuhan gula di wilayah Timur Indonesia.

Sambil uji varietas, dilakukan juga pelatihan pada petani. Dompu merupakan daerah baru pengembangan tebu sehingga petani belum mengerti. “Tugas kita juga melatih petani. Kita gabung dengan uji adaptasi varietas. Petani dikumpulkan dan disuruh memilih varietas apa yang disukai. Bagi petani yang penting rendemen tinggi. Produktivitas rendah rendemen tinggi membuat biaya angkut lebih efisien,” katanya.

Dengan PT Kebun Tebu Mas di Lamongan bekerjasama untuk penyediaan benih. Penyediaan benih tebu dilakukan secara berjenjang dari G0, G1, G2 dan Balittas penyedia benih tinggi. Selain itu bekerjasama juga untuk pengujian varietas yang sesuai untuk daerah Lamongan.

Di Lampung bekerjasama dengan PT Tunas Baru Lampung yang akan membuka PG baru. Kerjasama dalam pengadaan benih dan uji varietas. Dengan PT Santos Agro Abadi yang akan membuka PG di P Seram, Maluku. Saat ini peneliti Balittas sedang di sana untuk pembukaan lahan dan bimbingan teknis, juga uji varietas. Dengan PT Gendis Multi Manis sedang penjajakan bekerjasama.

Balittas juga bekerjasama dengan dengan PTPN 10 yaitu pendampingan T200 atau T150 dan H10. T200 adalah tonase 200 ton di lahan-lahan yang bagus sedang untuk kualitas lahan dibawahnya T150 atau tonase 150 ton.

Baca Juga:  Kini Semua PTPN Hanya Ada Seorang Direksi

PTPN 10 ingin melakukan pemetaan daerah mana saja yang produktivitas tinggi. Jadi menanam tebu tidak perlu luas-luas apalagi mencari lahan sulit, cukup di daerah yang produktivitasnya tinggi saja. Saat ini luas tebu di Indonesia 447.000 ha dengan produksi 2,5 juta ton, padahal jaman Belanda cukup 200.000 ha bisa hasilkan produksi yang sama.

Dari pendampingan di Kediri T200 bisa dicapai 207 ton, pada areal seluas 200 ha. Secara umum paling sedikit 160 ton bisa dicapai. Sedang T150 minimal 130 ton bisa dicapai. Rendemennya 8% sehingga gula yang dihasilkan 16 ton/ha atau sudah sama dengan jaman Belanda. Sedang H10 masih dalam pendampingan sehingga hasilnya belum ada.