2nd T-POMI
2022, 12 Januari
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

UPL merupakan perusahaan agrokimia global dengan posisi nomor 5 terbesar di dunia. UPL merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi agrokimia dengan 44 pabrik yang tersebar di seluruh dunia. Kantor pusat di Mumbai dan aktivitas manufaktur 60% juga ada di India.

“Produk berkualitas kami sudah melewati proses screening yang sangat ketat. Kami hasilkan produk dengan standar kualitas yang sangat tinggi dan dipasarkan di 138 negara. Produk berkualitas yang kami pasarkan di Eropa dan Amerika Serikat juga kami pasarkan di sini untuk komunitas pertanian di Indonesia baik tanaman pangan, hortikuktura dan perkebunan,” kata Devendra Gangwar, Country Head PT UPL Indonesia kepada Media Perkebunan.

Setelah lama menggarap pasar tanaman pangan, terutama padi, saat ini UPL mulai fokus pada perkebunan, khusunya kelapa sawit. Indonesia dengan program B30 dan akan ditingkarkan jadi B50 maka sangat perlu meningkatkan produksi kelapa sawit. UPL melihat ini sebagai tantangan untuk menyediakan produk dan inovasi.

UPL menyediakan solusi untuk menangani OPT (organisme penganggu tanaman) seperti hama,penyakit dan gulma serta produksi berbasis bio bagi kelapa sawit lengkap dari awal sampai akhir yaitu dari nursery sampai panen, dari tanaman bibitan sampai tanaman menghasilkan. Salah satu produknya adalah biosolution yaitu berperan sebagai biostimulan sekaligus melindungi tanaman sehingga produksi bisa meningkat 10-20%.

Gulma merupakan salah satu masalah perkebunan kelapa sawit. Di Indonesia ada herbisida non selektif yang tidak dibolehkan RSPO juga otoritas di negara tujuan ekspor sehingga kalau digunakan ekspor bisa ditolak.

UPL punya 5 herbisida yang semuanya sudah mendapat rekomendasi RSPO. Menggunakan herbisida UPL aplikasi yang biasanya harus 6 kali setahun disingkat menjadi 4 kali. “Dengan 4 kali aplikasi maka terjadi penghematan luar biasa baik biaya buruh dan biaya herbisida. Lingkungan juga lebih terjaga dan baik untuk kesehatan,” katanya.

Baca Juga:  Gubernur Sulbar Beri Penghargaan Dirjenbun

Semua produk yang dihasilkan UPL lewat seleksi yang sangat ketat untuk mencapai standar sustainability. Selain sawit target pasar lainnya adalah karet , kakao, kopi dan teh.

Saat ini produk UPL di Indonesia sebagian besar di pasok dari UPL yang ada di India dan Vietnam. Kalau kebutuhan akan produk UPL semakin besar maka tentunya kebutuhan akan pabrik UPL di Indonesia semakin besar.

“Sebagai manufacturing kita punya kekuatan lebih dibanding perusahaan trading. Krisis energi di China membuat beberapa perusahaan kesulitan mendapatkan pasokan herbisida karena pabriknya di sana tutup. Pabrik kami tersebar di seluruh dunia sehingga bisa kami atasi. Berkaca dari hal ini untuk Indonesia juga harus mengurangi ketergantungan dari negara lain dan untuk itu mungkin dalam 5 tahun kedepan sudah ada pabrik UPL di Indonesia,” kata Ravendra.

Pasar UPL bukan menyasar perusahaan perkebunan saja tetapi petani. UPL punya distributor dan agen di setiap daerah yang siap memenuhi kebutuhan petani. “Keberadaan petani sangat penting bagi kami.Kehadiran kami adalah untuk melayani komunitas pertanian baik perusahaan besar maupun petani,” katanya.

UPL akan terus mengembangkan produk-produk yang mengarah pada pertanian berkelanjutan. Selain itu juga akan memberi eduksi lebih banyak lagi pada petani untuk meningkatkat pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga produktivitas lebih tinggi. Target lainnya adalah menjadi perusahaan agrokimia nomor satu di Indonesia.