2nd T-POMI
2019, 16 April
Share berita:

Sebagai praktisi pertanian, Winarno Tohir buah pikiran untuk meningkatkan kesejahteraan dan gairah petani maka petani harus bisa menerapkan pertanian presisi.

Buah pikiran tersebut dikucurkan dalam sebuah buku dengan nama “Pertanian Presisi untuk Menyejahterakan Petani”, yang diluncurkan di Jakarta.

Peluncuran buku tersebut dihadiri tokoh-tokoh pertanian di antaranya Sjarifuddin Baharsjah (Menteri Pertanian periode 1993 – 1998), Justika Baharsjah (Menteri Pertania periode 1998 – 1999), Bungaran Saragih (Menteri Pertanian 2000 – 2004), Bayu Krisnamurthi (Wakil Menteri Pertanian 2010 – 2011), dan masih banyak tokoh lainnya yang turut hadir.

Lebih lanjut, menurut Winarno yang juga Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) berharap melalaui buku tersebut bisa mengangkat derajat petani kea rah yang lebih baik lagi. Seperti diketahui saat ini biaya terbesar petani yaitu terletak pada sewa lahan dan produksi.

“Jadi tingginya biaya sewa lahan karena semakin kecil atau berkurangnya lahan pertanian,” risau Winarno.

Sehingga, dalam buku setebal 242 halaman, menjelaskan Pertanian Presisi ala Indonesia yang tidak selalu menggunakan teknologi canggih yang menelan investasi besar, baik investasi publik maupun investasi swasta. “Pertanian Pesisi tidak harus dengan teknologi yang piawai,” jelas Winarno.

Diantranya, Winarno menyontohkan untuk menentukan kapan mulai tanam, petani dapat berpedoman pada Kalender Tanam (Katam). Untuk mengetahui keadaan cuaca dan iklim, petani bisa mengakses informasi yang disajikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Bahkan melalui Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, BMKG sudah melaksanakan Sekolah Lapangan Iklim (SLI).

“Pembajakan dan penggaruan tanah menggunakan traktor dan bajak yang tersedia saat ini. Pemberian biodekomposer, pupuk organik, ataupun pupuk hayati. Dan, jarak tanam mengadopsi sistem jajar legowo. Sedangkan, manajemen air menggunakan metode macak-macak seperti dilakukan pada System of Rice Intensification (SRI),” pungkas Winarno. YIN

Baca Juga:  STATUS BARU RPN, BERI KONTRIBUSI LEBIH PADA PTPN TETAP LAYANI PETANI