Produksi gula tahun 2016 diperkirakan akan turun. Bila produksi gula tahun 2015 adalah 2.497.997 ton maka produksi gula tahun ini diperkirakan hanya 2,3 juta ton.
Titi Pranolo, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) mengakui bahwa produksi gula tahun 2016 ini diperkirakan akan merosot. Adapun penyebabnya adalah agroklimat ekstrim kering 2015. Tanaman baru (plant cane) yang ditanam pada awal tahun 2015 mengalami stagnasi pertumbuhan akibat stress air yang berpotensi menurunkan produktivitas tebu per hektar dari 67,6 ton/ha menjadi 66 ton/ha. Rendemen tahun 2016 diperkirakan akan turun menjadi 7,75% dibanding tahun 2015 sebesar 8,28%.
Sedang luas areal diperkirakan tetap atau ada sedikit kenaikan di beberapa tempat, khususnya adanya perluasan kebun baru di luar Jawa. Luas areal tahun 2016 diperkirakan menjadi 451.000 ha, lebih luas dari tahun sebelumnya sebesar 446.000 ha.
Dengan produksi gula sebesar itu sedang konsumsi 2,82 juta ton (asumsi 235.000 ton/bulan) maka perlu gula impor minimum 400.000 ton. AGI menyarankan impor bukan dalam bentuk GKP tetapi dalam bentuk raw sugar dan pengolahannya diberikan pada PG-PG dalam negeri yang mengolah GKP.
Langkah ini memberi manfaat antara lain optimasi kapasitas PG karena tahun 2016 perkiraan bahan baku tebu berkurang. Pengurangan biaya produksi sekiatr 4% melalui peningkatan penggunaan kapasitas terpasang sekitar 11%. S
Baca juga :Firman Soebagyo : Tiga Masalah Gula di Indonesia