Penggunaan herbisida glifosat dan parakuat yang terus menerus menyebabkan resistensi gulma terhadap kedua bahan aktif banyak terjadi di perkebunan kelapa sawit. “Saya sudah mengadakan survei di beberapa perkebunan menunjukkan resistensi ini sudah banyak terjadi,” kata Prof Edison Purba, pakar gulma dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Kasus resistensi yang ditemukan cukup banyak. “ini bisa dimengerti. Siklus pengendalian gulma dengan penyemprotan herbisida pada perkebunan kelapa sawit 3-4 kali setahun. Sepanjang siklus hidupnya sudah ribuan liter glifosat dan parakuat diaplikan pada perkebunan kelapa sawit,” katanya.
Masalahnya adalah banyak planter yang tidak tahu bahwa sudah terjadi resistensi di perkebunan yang mereka kelola. Harus ada edukasi soal ini. Kalau tidak maka resistensi akan semakin meluas dan bila terjadi akan lebih sulit dikendalikan.
“Dalam benak mereka , herbisida yang selama ini digunakan masih merupakan herbisida yang paling bagus. Sehingga tidak sadar kalau terjadi resistensi. Malah dosisnya ditambah lagi. Kondisi ini harus diperbaiki dan perlu diberi pemahaman baru,” katanya.
Belum banyak planter di perusahaan perkebunan yang sadar dengan situasi ini. “Harus diberi pemahaman ada masalah di kebun mereka. Nanti kita cari bersama-sama cara mengatasinya,” katanya.
Salah satunya cara mengatasinya adalah dengan herbisida yang berbeda cara kerjanya dengan glifosat dan parakuat yang paling banyak digunakan itu. “Kondisi di lapangan tidak semua resisten. Karena itu planter perlu memetakan di mana saja yang resisten dan yang tidak. Di wilayah yang resisten maka glifosat dan parakuat jangan digunakan lagi tetapi gunakan herbisida bahan aktif lain,” katanya.
Masalahnya sekarang mereka tidak tahu bahwa sudah ada resistensi dikebun mereka. Panduan untuk menngetahui apakah sudah terjadi resistensi atau belum sebenarnya mudah. Kalau dengan dosis yang sama dulu efektif sekarang tidak maka perlu dicurigai sudah terjadi resistensi gulma terhadap herbisida.
Diakui oleh Edison saat ini mencari bahan aktif lain selain kedua jenis ini tidak terlalu banyak pilihannya. Karena biaya penelitiannya sangat tinggi maka semakin sedikit bahan aktif baru yang ditemukan. Demikian juga prosedur registrasi sudah lebih sulit.