Jakarta, mediaperkebunan.id – Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak kini hadir dengan layanan penanganan permasalahan hama dan penyakit perkebunan petani yang lebih berkembang. Hadir dengan wajah baru, BPTP Pontianak di tahun 2024 berkomitmen untuk terus memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.
Berkenaan dengan hal tersebut, Ketua Tim Kerja Data dan Informasi BPTP Pontianak, Salman Akhyar menjelaskan tentang berbagai layanan bantuan yang telah disediakan, di antaranya adalah layanan identifikasi OPT, identifikasi musuh alami, konsultasi pengendalian OPT dan pemberian rekomendasi pengendalian OPT. Tak hanya itu, bahkan kini BPTP juga menyediakan peminjaman penyediaan Agens Penyendali Hayati (APH) untuk para petani, khususnya di Kalimantan Barat.
“Ada yang menarik di wilayah kami, mungkin ini masih jarang diterapkan di Balai lain, di sini kami memberikan pinjaman alat pengendalian ke petani, jadi misalnya kelompok tani itu perlu alat pengendalian seperti alat pengasapan atau sprayer bisa kita pinjamkan,” kata Salman Akhyar, dikutip dari Bisnis Sawit.
Lebih lanjut, Salman berharap bahwa peminjaman alat ini bisa menjadi solusi knkrit atas terbatasnya SDM mengingat cakupan area lahan yang harus ditanggulangi sangat luas. Untuk mengajukan peminjaman alat, petani harus memenuhi beberapa syarat, yaitu merupakan bagian dari kelompok tani (tidak berasal dari individu atau perorangan) dan peminjaman hanya bisa dilakukan selama 3 bulan.
Lalu, BPTP Pontianak juga membangun kemandirian petani dengan mengedukasi cara penggunaan alat dan meracik pengendalian.
“Kami juga melatih para petani agar bisa mengendalikan serangan di kebun mereka, kami melatih kelompok tani menjadi Regu Pengendali Organisme (RPO) sehingga diharapkan RPO-RPO itu bisa mengendalikan serangan di wilayah masing-masing, jadi tidak tergantung untuk BPTP untuk selanjutnya,” jelas Salman.
Bisa diakses secara daring, BPTP Pontianak tidak hanya melayani petani-petani di luar Kalimantan Barat, melainkan di seluruh wilayah Kalimantan. Petani yang belum familiar dengan penggunaan gawai bisa langsung menghubungi dinas terkait untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh BPTP Pontianak.
“Kalau dulu tidak ada medsos jadi coverage areanya hanya di Kalbar, tapi setelah medsos dan memang sudah tugas kami juga wilayahnya seluruh Kalimantan, saat ini kami juga meng-cover daerah lain seperti yang terbaru Kalsel dan Kaltim,” ungkapnya.
Bukan hanya para Petani, BPTP Pontianak memberikan banyak bantuan ke banyak pihak, salah satunya mahasiswa perguruan tinggi sampai ke perusahaan swasta yang ingin melakukan program magang. Hal ini dijelaskan oleh Ketua Jaringan Laboratorium BPTP Pontianak, Sunarti.
“Sudah tiga tahun terakhir ini kami menerima magang, baik mahasiswa atau perusahaan swasta. Ada petugas reserach develompent yang memang membutuhkan BPTP Pontianak kebanyakan magang dari perusahaan swasta itu mengenai agen pengendali hayati untuk kumbang badak atau ganoderma,” kata Sunarti.
“Kami awalnya tidak mengira bahwa perusahaan besar swasta ini juga akan menggunakan jasa kami karena biasanya kan perusahaan besar itu punya reserach development sendiri ya dan itu cukup canggih, ternyata tidak semua perusahaan swasta memiliki RnD dan saya pikir itu di luar ekspetasi kami, saya pikir hanya untuk para petani saja ternyata perusahaan besar swasta ada yang menggunakan jasa kami,” Salman menambahkan.
Tak sebatas itu, Sunarti menjelaskan bahwa BPTP Pontianak sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak lainnya.
“Seandainya kami bisa mempunyai komptensi di situ ya silahkan saja, rata-rata perusahaan magangnya tentang kumbang tanduk tadi. Kalau untuk mahasiswa magang di sini kami latih khusus untuk tanaman perkebunan biasanya kan komoditas mereka campur, sementara kalau ke komoditas kelapa sawit kami beri latihannya fokus ke APH kumbang badak,” ujar Sunarti.
Dilihat dari segi prestasi, BPTP Pontianak memiliki rekam jejak yang bagus sejak berdiri tahun 2012. Permasalahan-permasalahan serangan penyakit dan hama OPT petani telah ditangani oleh BPTP Pontianak.
“Di Pontianak, di Kalimantan Barat tentu permasalahan-permasalahan serangan penyakit dan hama OPT dalam hal ini petani akan kesusahan tentunya, inilah latar belakang balai proteksi tanaman ini berdiri tahun 2012,” kata Salman.
Bahkan, baru satu tahun berdiri BPTP Pontianak sudah pernah menorehkan prestasi di tahun 2013 dengan masuk Top 99 pada ajang kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (SINOVIK) di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD.