Jakarta, mediaperkebunan.id – PT Victorindo Pratama Mandiri (Victorindo Group) mencatat tonggak sejarah baru dalam upaya mendorong kemandirian industri manufaktur nasional. Melalui pengoperasian fasilitas Lost Foam Casting pertama di Indonesia, perusahaan berhasil meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk pompa AQUAFLOW hingga hampir 80 persen.
Direktur Utama Victorindo Group, Kunaefi Siswady, menuturkan bahwa capaian ini merupakan hasil perjalanan panjang sejak satu dekade terakhir. Sebelumnya, AQUAFLOW merupakan produk dari perusahaan multinasional asal Jerman, KSB.
“Pada tahun 2009 hingga 2019, kami adalah distributor tunggal pompa KSB AQUAFLOW di Indonesia, khususnya untuk industri sawit. Sejak 2019, hak kekayaan intelektual (HKI) untuk model AQUAFLOW ini telah ditransfer ke PT Victorindo. Artinya, sejak saat itu kami memiliki hak untuk memproduksinya lebih lanjut,” ujar Kunaefi, Senin (6/10/2025).
Meski pandemi COVID-19 sempat menunda proses produksi pada 2020–2021, Victorindo Group akhirnya mulai memproduksi pompa AQUAFLOW secara independen pada 2021. Saat itu, tingkat TKDN masih berkisar 26 persen karena komponen casting utama masih diimpor.
Keadaan berubah drastis ketika fasilitas Lost Foam Casting milik Victorindo mulai beroperasi penuh. Teknologi ini memungkinkan perusahaan melakukan proses pengecoran dengan presisi tinggi, sehingga tidak lagi bergantung pada komponen luar negeri.
“Kami bersyukur, tepat pada 2 Oktober 2025, empat hari yang lalu, kami memperoleh sertifikat TKDN yang telah mencapai hampir 80 persen, tepatnya 79,83 persen, Ini pencapaian yang membanggakan karena pompa ini akhirnya benar-benar diproduksi di dalam negeri dengan komponen lokal yang sangat tinggi,” tutur Kunaefi.
Keberhasilan ini bukan hanya menjadi capaian perusahaan, tetapi juga bukti meningkatnya kapasitas manufaktur nasional dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Langkah Victorindo Group diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor, sekaligus mendorong daya saing industri dalam negeri, khususnya di sektor perkebunan dan agribisnis.

