Pangkalan Lada, mediaperkebunan.id – Dalam rangkaian kegiatan Teknis Kelapa Sawit (TKS) 2025 yang diselenggarakan oleh GAPKI dan Media Perkebunan di Kalimantan Tengah, para peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung performa varietas kelapa sawit unggul bernama DxP Simalungun di kebun PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP). Varietas ini merupakan hasil kerja sama antara PT Astra Agro Lestari Tbk dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
Lalu Firman Budiman, SP, MSi selaku head of seed production research and development PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) menjelaskan bahwa varietas Simalungun merupakan hasil kerja sama jangka panjang antara PT Astra Agro Lestari dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan sejak tahun 2008. Benih ini telah ditanam di blok C3 GSIP dan menunjukkan performa yang sangat baik di lapangan.
“Kami tidak ingin hanya menjual benih tanpa menunjukkan performanya di lapangan. Varietas Simalungun yang ditanam di blok Charlie 3, GSIP, saat ini sudah memasuki usia TM ke-3 dan menunjukkan hasil panen yang sangat baik,” jelas Firman kepada peserta field trip di kebun, Rabu (30/04/2025).

Varietas Simalungun mencatat produktivitas mencapai 9,63 ton/ha/tahun pada usia TBM 3, 17,52 ton/ha/tahun di TM 1, dan meningkat hingga 26,48 ton/ha/tahun di tahun berikutnya. Varietas ini juga memiliki rendemen sekitar 26,5% untuk CPO, serta PKO bisa mencapai 9,4 ton/ha/tahun dan Bobot Janjang Rata-rata (BJR) sekitar 9,6 kg.
Firman juga memaparkan bahwa salah satu keunggulan utama varietas ini adalah keseimbangan sex ratio bunga jantan dan betina, yaitu sekitar 65–70 persen. Hal ini menjamin ketersediaan polen yang mencukupi di lapangan dan menghindarkan risiko kegagalan buah (buah kempet) yang kerap terjadi pada varietas dengan sex ratio yang tinggi. Polen atau serbuk sari adalah serbuk bunga jantan yang digunakan dalam proses penyerbukan atau pembentukan tandan buah segar TBS.
“Di sini kami tidak mengalami buah partenocarpi (buah kempet) karena keberadaan bunga jantan sangat cukup. Ini penting karena bagi orang kebun mengatur ketersediaan polen melalui metode seperti aspol atau hatch and carry itu cukup merepotkan, membutuh tenaga kerja dan biaya yang mahal,” tambahnya.

Dari sisi pelayanan, PT GSIP juga menjamin kecepatan distribusi benih varietas Simalungun ini. Karena lokasi produksi berada di Kalimantan Tengah, pengiriman ke perusahaan perkebunan di wilayah Kalimantan menjadi jauh lebih efisien. Dari proses pemesanan hingga pengiriman waktu yang dibutuhkan hanya sekitar satu hingga dua bulan.
“Kami adalah satu-satunya produsen benih sawit di Kalimantan. Ini memudahkan pelanggan, terutama dari sisi ongkos kirim dan kecepatan pengiriman. Bahkan, konsumen bisa datang langsung untuk melihat kualitas benih di lapangan,” kata Firman.
Hingga saat ini PT Astra Agro Lestari juga memiliki tiga varietas internal lainnya, yakni AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. Namun ketiganya masih digunakan secara terbatas untuk kebutuhan internal perusahaan sementara itu varietas Simalungun ini dapat menjadi pilihan utama untuk pasar eksternal.
Firman menyimpulkan selain produktivitas tinggi dan kemudahan akses, daya tarik lain dari varietas Simalungun adalah jaminan mutu, dukungan teknis, serta layanan purna jual yang prima. PT Astra Agro Lestari siap membantu petani dan perusahaan sawit yang ingin meningkatkan hasil kebunnya melalui penggunaan benih unggul yang telah terbukti kinerjanya di lapangan.