2nd T-POMI
2024, 24 Mei
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id – Dalam laporan “Sugar : World Market and Trade” Foreign Agriculture Service, United States Departement of Agriculture,” produksi gula Indonesia tahun 2024/2025 diperkirakan turun 300.000 ton jadi 2 juta ton karena kemarau. Konsumsi diperkirakan naik karena pertambahan jumlah penduduk dan naiknya permintaan industri makanan dan minuman. Impor diperkirakan akan naik 500.000 ton dan stok berkurang.

Produksi gula Indonesia tahun 2022/2023 2,4 juta ton, 2023/2024 2,3 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 2 juta ton. Konsumsi gula Indonesia tahun 2022/2023 7,8 juta ton, 2023/2024 7,5 juta ton, 2024/2025 7,6 juta ton. Indonesia merupakan importir gula terbesar di dunia dengan impor tahun 2022/2023 5,8 juta ton, tahun 2023/2024 5 juta ton karena harga gula dunia yang tinggi dan stok dunia yang turun, sedang tahun 2024/2025 diperkirakan 5,5 juta ton. Stock akhir Indonesia tahun 2022/2023 2,33 juta ton, 2023/2024 1,95 juta ton dan tahun 2024/2025 diperkirakan 1,8 juta ton.

Tahun 2024/2025 produksi gula dunia diperkirakan naik 2,5 juta ton menjadi 186 juta ton, penurunan produksi Brasil tidak mampu dikompensasi  kenaikan produksi di India, Thailand, China dan Meksiko. Konsumsi dunia diperkirakan meningkat mencapai rekor baru karena tingginya permintaan India dan Pakistan. Ekspor diperkirakan berkurang karena berkurangnya pengapalan dari Brasil, India dan Thailand. Stok dunia diperkirakan turun karena turunnya stok Thailand meskipun India naik.

Produksi Brasil diperkirakan turun 1,5 juta ton tetapi masih mencatat rekor tertinggi kedua yaitu 44 juta ton. Kekeringan menyebabkan produksi tebu berkurang. Selama ini Brasil mengolah tebu 51% jadi etanol dan 49% gula, dengan kenaikan harga gula berubah 49% etanol, 51% gula.

Baca Juga:  Tebu Dataran Tinggi dari Kerinci

Produksi gula Brasil tahun 2022/2023 38,05 juta ton, 2023/20024 45,544 jut ton dan 2024/2025 diperkirakan 44 juta ton. Kosumsi stabil 9,5 juta ton/tahun. Ekspor tahun 2022/2023 28,2 juta ton, 2023/2024 35,974 juta ton , 2024/2025 diperkirakan 34,5 juta ton. Stok akhir 2022/2023 690.000 ton, 2023/2024 760.000 ton dan 2024/2025 diperkirakan 760.000 ton.

Produksi India diperkirakan naik 500.000 ton jadi 34,5 juta ton dengan penanaman tebu varietas masak awal yang berproduksi tinggi. Konsumsi diperkirakan naik dengan banyaknya festival, oleh  industri makanan, permen dan katering. Impor diperkirakan akan naik karena kenaikan permintaan tidak bisa diikuti oleh kenaikan produksi. Ekspor diperkirakan menurun karena pemerintah India lebih mengutamakan kebutuhan gula di dalam negeri. India juta punya program pencampuran bensin dengan bioetanol, sehingga pengolahan tebu jadi bioetanol meningkat.

Produksi India tahun 2022/2023 37 juta ton, 2023/2024 34 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 34,5 juta ton. Konsumsi 2022/2023 30 juta ton, 2023/2024 31 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 32 juta ton. Ekspor tahun 2022/2023 8,303 juta ton, 2023/2024 4,6 juta ton, 2024/2025 diperkirakan 3,7 juta ton. Impor tahun 2022/2023 1,393 juta ton, 2023/2024 2,504 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 3,054 juta ton. Stok akhir 2022/2023 9,596 juta ton, 2023/2024 10,5 juta ton, 2024/2025 diperkirakan 12,354 juta ton.

Produksi Thailand diperkirakan naik 16% jadi 10,2 juta ton karena pulihnya produksi tebu dan kenaikan produktivitas. Konsumsi meningkat tetapi lamban karena turunnya pendapatan dan belanja masyarakat. Ekspor diperkirakan akan turun setelah naik tinggi tahun lalu, sedang stok turun karena stok awalnya rendah.

Produksi gula Thailand tahun 2022/2023 11,059 juta ton, 2023/2024 8,795 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 10,240 juta ton. Konsumsi 2022/2023 3,37 juta tin, 2023/2024 3,5 juta ton, 2024/2025 diperkirakan 3,65 juta ton. Ekspor Thailand tahun 2022/2023 6,871 juta ton, 2023/2024 10 juta ton, 2024/2025 diperkirakan 9 juta ton. Stok akhir Thailand 2022/2023 10,03 juta ton, 2023/2024 5,325 juta ton dan 2024/2025 diperkirakan 2,915 juta ton.

Baca Juga:  Industri Perkebunan untuk Pemerdekaan