JAKARTA, Perkebunannews.com – Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) melalui unit usahanya PT Pagilaran berhasil melakukan pemuliaan teh. Tujuh klon teh seri PGL disetujui Tim Penilai Varietas Tanaman Perkebunan dilepas itu masing-masing PGL1, PGL3, PGL4, PGL10, PGL11, PGL12, dan PGL15 memiliki potensi produksi 3,56 – 3,94 ton per hektar (Ha). Seri PGL juga memiliki cita rasa yang baik, dan antioksidan sangat kuat.
Pemulia Tanaman PT Pagilaran Rudi Hari Murti mengatakan, kegiatan pemuliaan teh dengan memanfaatkan koleksi plasma nutfah teh yang ada di kebun PT Pagilaran, Batang, Jawa Tengah. “Klon-klon tersebut merupakan hasil persilangan alami antar beberapa klon tetua dan berpotensi untuk dilepas sebagai varietas unggul baru,” ujarnya.
Menurut Rudi, rendahnya tingkat produktivitas teh saat ini disebabkan sebagian besar areal tanaman teh merupakan Perkebunan Rakyat (PR) dan merupakan tanaman teh tua serta belum semua menggunakan benih dari varietas unggul. Selain itu, populasi per hekar rata-rata masih di bawah standar, yaitu ± 9.000 pohon/Ha.
Oleh karena itu, diperlukan program peningkatan produktivitas teh nasional melalui upaya replanting dan pengutuhan populasi per hektar. Untuk mendukung program tersebut dilakukan upaya perakitan varietas unggul baru teh yang memiliki potensi daya hasil tinggi.
Dalam kaitan pelepasan varietas telah dilakukan uji multilokasi di dua lokasi, yaitu afdeling Kayulandak (1.300 m dpl) dan Andongsili (1.200 m dpl). Pengamatan dilakukan selama 4 tahun setelah pangkas (TP1–TP4) mulai tahun 2015 sampai 2019 terhadap karakter morfologi, daya hasil dan mutu seduhan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa produktivitas tujuh klon teh seri PGL tersebut lebih tinggi (3,56–3,94 t/ha/th) dibandingkan dengan 2 klon tetua sebagai pembanding, yaitu PS 1 (2,33 t/ha/th) dan TRI 2025 (2,74 t/ha/th). Mutu citarasa seduhan tujuh klon seri PGL termasuk kategori baik dari segi komponen aroma, rasa dan warna.
Selain itu, tujuh klon seri PGL memiliki kadar polifenol tinggi dan aktivitas antioksidan sangat kuat. Klon PGL4, PGL11, dan PGL12 toleran terhadap curah hujan tinggi, sedangkan klon PGL10 dan PGL15 toleran terhadap curah hujan rendah maupun curah hujan tinggi. (YR)