Tanggal 12 Juni, sejak tahun 2002 oleh ILO (International Labour Organisation, organisasi buruh dunia dibawah PBB) ditetapkan sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak. Ini menyangkut agenda yang maha penting sebab menyangkut masa depan jutaan anak dan bangsa negara.
Menurut data ILO, terdapat 152 juta pekerja anak di seluruh dunia. Pandemi covid-19 membuat resiko peningkatan pekerja anak makin besar akibat PHK dan kemiskinan baru dari orang tua anak.
Indonesia juga masih punya tugas besar menuntaskan pekerja anak. Data Kemenaker menyebutkan mayoritas terjadi di sektor informal. Berkaitan dengan hal ini Kementerian Tenaga Kerja RI, Bappenas dan ILO melakukan peringatan dengan seminar online. Dibuka oleh Menteri Tenaga Kerja RI. Dihadiri peserta 312 orang dari seluruh negeri dengan ragam latar belakang.
Menurut Ketua Bidang Tenaga Kerja GAPKI, Sumarjono Saragih, beberapa waktu lalu perusahaan sawit Indonesia pernah dituduh memperkerjakan anak. “Bersyukur tuduhan itu terbantahkan. Aktivitas kebun sawit relatif berat dan tidak mungkin dilakukan anak-anak. Juga dilarang hukum negara dan ada ancaman pidana bagi yang melakukan. Sebuah tindakan keliru bahkan bunuh diri bila ada perusahan sengaja melakukannya,” kata Sumarjono.
“Kita lega tuduhan tak terbukti. Wajah dan persepsi sawit di mata publik dan NGO makin membaik. Namun sawit Indonesia bukan hanya GAPKI. Ada rantai pasoknya. Bahkan 42% sawit Indonesia dimiliki petani. Oleh karena itu kita mengajak NGO kerja bersama menata rantai pasok,” katanya.
Pemahaman pekerja anak dan kearifan lokal di rantai pasok yaitu petani bisa tidak senada dengan pemahaman NGO. Mungkin juga tak cukup diakomodasi dalam aturan hukum negara. Jadi perlu upaya bersama sehingga tidak ada lagi tuduhan keliru.
Anak adalah masa depan negara bangsa. Juga masa depan sawit Indonesia. Anugerah dan titipan Tuhan. Ada banyak praktek baik dan fasilitas yang dibangun di perkebunan sawit untuk kepentingan anak. Ada tempat penitipan anak, tempat bermain bahkan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Terbukti di tengan pandemi covid-19 sawit menjadi solusi. Bukan hanya solusi pangan, energi dan ekonomi. Sejauh ini tidak ada PHK, sehingga tidak ada penganguran dan kemiskinan baru yang jadi salah satu penyebab adanya pekerja anak.