2nd T-POMI
2024, 4 Juni
Share berita:

Peningkatan OER berarti lebih banyak minyak yang dapat dihasilkan dari jumlah buah sawit yang sama, yang menunjukkan proses ekstraksi yang lebih efisien dan minim limbah.

Peningkatan OER dan eliminasi Miko (minyak kotor) tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi tetapi juga berdampak positif terhadap lingkungan. Sama seperti judul materi yang akan disampaikan oleh Bonar Saragih Ketua Bidang SDM p3pi yaitu “Increase OER Palm Oil Mill Without ‘Miko’ (Palm Acid Oil)”.

Hal tersebut dinyatakan oleh Bonar Saragih, Ketua Bidang SDM P3PI saat Acara Diskusi dan Konferensi Pers 2nd TPOMI 2024 Sabtu (1/6) lalu di Jakarta. “Acara kita nanti ini sangat luar biasa, memang sebaiknya kita coba membahas pure tentang tekniknya bukan hanya regulasi saja. Materi-materi yang akan disampaikan oleh narasumber lainnya juga sangat menarik semua. Sama halnya dengan judul saya yang memang sedikit bombastis,” ujar Bonar Saragih.

Bonar Saragih berkarir selama 31 tahun di dunia kelapa sawit, dimana 21 tahun sebagai professional mulai sebagai asisten hingga GM dan 10 tahun terakhir sebagai konsultan. “Saya 10 tahun sebagai konsultan sudah memeriksa dan mengaudit ke beberapa pabrik dengan jumlah client kurang lebih sebanyak 125 pabrik,” ujarnya.

Dari 125 pabrik ini kurang lebih ada 35% BUMN dan 65% swasta yang paling kecil sampai yang paling besar. “Jadi maksud yang mau saya sampaikan begini, tidak gampang bicara tentang oil losses. Oil losses ini adalah sesuatu yang sepertinya simple tapi tidak gampang mendapatkannya,” ujar Bonar.

Menurut Bonar, untuk semua standar oil losses itu berada di antara 1,3 total sampai dengan 1,7 yang digunakan perusahaan pada umumnya. “Dan bagaimana cara memaintain atau menjaganya?, tentu hal ini tidak gampang, makanya saya bilang menjaga OER atau menurunkan oil losses itu sebenarnya suatu impian terbesar dari seorang manajer pabrik,” jelas Bonar.

Baca Juga:  PERPRES 88 / 2017 AKAN DIREVISI UNTUK PERCEPATAN PENYELESAIAN PEKEBUN DALAM KAWASAN