Pangkalan Lada, mediaperkebunan.id – Hari ketiga rangkaian acara Teknis Kelapa Sawit (TKS) & Field Trip Sampit 2025 yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan dan GAPKI Kalimantan Tengah berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Sebanyak 75 peserta field trip mengikuti kunjungan langsung ke kebun dan pusat penelitian (Research Center) PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk. Field Trip dilaksanakan untuk menyaksikan proses persilangan kelapa sawit Varietas Simalungun yang sangat menjaga kemurnian genetiknya, performa varietas Simalungun di Lapangan, serta fasilitas jasa Laboratorium R&D yang dimiliki PT. GSIP yang sudah menerapkan standar ISO 17025:2017 dengan no sertfikat akreditasi LP-1339-IDN yang telah ditetapkan Komite Akreditasi Nasional.
Kunjungan diawali dengan pembekalan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar keselamatan yang diterapkan perusahaan. Danang Listiyanto selaku Staff SHE (Safety, Health and Enviroment) PT GSIP menekankan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menjamin keselamatan selama berada di area kebun.
“Wajib menggunakan helm dan boots yang telah disiapkan. Keselamatan adalah prioritas utama,” ujarnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi langsung proses polinasi kelapa sawit yang dipandu oleh Dionisius Neing, Kepala Seed Garden PT. GSIP. Dalam penjelasannya, Dion menyampaikan bahwa setiap polinator bertanggung jawab terhadap 60 pohon induk dan proses polinasi dilakukan dengan sangat teliti agar menghasilkan benih unggul berkualitas dan tidak ada terkontaminasi.
“Bunga betina dibersihkan, seludang penutupnya dibuka, lalu dibungkus menggunakan kantong khusus. Di bagian tangkainya kita beri kapas yang telah ditaburi insektisida agar tidak ada serangga yang masuk. Setelah sekitar 10-15 hari saat bunga mekar akan dilakukan penyerbukan menggunakan serbuk sari yang sudah ditentukan. Dari proses ini, tandan benih akan dipanen sekitar 150–160 hari setelah penyerbukan dan selanjutnya diproses menjadi kecambah,” terang Dionisius.
Dalam kesempatan ini, peserta juga diperkenalkan dengan varietas benih kelapa sawit unggul hasil kerja sama PT Astra Agro Lestari tbk dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan yaitu varietas “DxP Simalungun”. Varietas ini memiliki keunggulan produktivitas TBS yang tinggi yaitu hingga 35 ton per hektar per tahun, dengan rendemen mencapai 26,5%.
“Varietas DxP Simalungun ini salah satu dari yang kami kembangkan. Kami tidak ingin hanya sekadar klaim, jadi kami tunjukkan langsung performanya di lapangan. Umur TBM 3 bisa menghasilkan 9,63 ton TBS per hektar per tahun, TM 1 mencapai 17,52 ton, dan tahun lalu bisa mencapai 26,48 ton TBS/Ha/Tahuh. Rendemennya sekitar 26,5% dan BJR-nya 9,6 kilogram,” ungkap Lalu Firman Budiman, SP, MSi selaku Head of Seed Production PT. Astra Agro Lestari Tbk.
Selain Simalungun, PT Astra Agro Lestari Tbk juga telah memiliki tiga varietas lainnya yaitu Varietas AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala yang memiliki keunggulan produktivitas yang tinggi di atas 32 ton/Ha/tahun dan laju meninggi yang lambat yaitu sekitar 40-43 cm per tahun. Meskipun saat ini masih digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan.
Usai kunjungan ke kebun, peserta melanjutkan agenda ke Research Center PT GSIP. Di sinilah peserta diperlihatkan bagaimana riset mendalam dan pengujian ilmiah menjadi pondasi dari pengembangan benih dan sistem agronomi yang dijalankan perusahaan. Research Center PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi memiliki enam laboratorium utama yakni laboratorium kimia, biologi, molekular, bunch oil analysis, pollen dan tissue culture. Beberapa fasilitas ini telah mengantongi sertifikasi ISO 17025:2017 dan dilengkapi teknologi terbaru dengan dukungan tenaga profesional.

Laboratorium ini melayani berbagai jenis pengujian, mulai dari daun dan rachis, tanah, pupuk, bahan organik, air bersih dan limbah, mikrobiologi hingga crude palm oil dan analisis DNA molekuler. Firman Budiman menyampaikan bahwa layanan laboratorium ini terbuka untuk mitra eksternal.
“Bapak-bapak yang ada di Kalimantan tak perlu jauh-jauh mencari jasa laboratorium berstandar Internasional (ISO 17025:2017) karena semuanya tersedia di PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi,” jelas Firman.
Ketua GAPKI Kalimantan Tengah, Syaiful Panigoro memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara Teknis Kelapa Sawit (TKS) dan Field Trip ini. Ia menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan dukungan dari pihak tuan rumah. Syaiful berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan.
“Kegiatan ini di luar ekspektasi kami. Pesertanya membludak dan kami harus melakukan banyak penyesuaian. Harapannya ini bisa menjadi agenda tahunan dan ke depannya akan lebih banyak peserta yang bisa dilibatkan,” kata Syaiful.
“Kami sangat menghargai kontribusi dari research center ini, yang bisa memberikan jasa dan ilmu bagi kita semua. Hari ini kita sudah belajar, tinggal bagaimana kita mengaplikasikan dengan menanam benih yang ada di sini,” lanjutnya.
Firman Budiman juga mengungkapkan terima kasih atas kunjungan para peserta dan semua pihak yang terlibat. Ia menekankan bahwa kolaborasi antar pelaku industri sangat penting untuk kemajuan bersama dan pihaknya sangat terbuka untuk kolaborasi.
“Kami sangat terbuka untuk kerja sama baik kunjungan dari perusahaan Bapak-Ibu maupun kolaborasi lainnya. Bahkan sebetulnya tidak harus dalam bentuk acara besar seperti ini. Silakan jika ingin berdiskusi atau menjalin komunikasi lebih lanjut kami sengat terbuka,” pungkasnya.
Field trip TKS 2025 kali ini bukan hanya memperlihatkan praktik terbaik di sektor perbenihan dan riset kelapa sawit, tetapi juga membuka peluang kolaborasi riset dan pengembangan benih sawit unggul untuk masa depan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.