T-POMI
2020, 27 Maret
Share berita:

Salah satu upaya untuk memulihkan perekonomian dalam kondisi saat ini adalah dengan peningkatan ekspor, salah satunya adalah kopi dan kakao. Untuk itu perlu adanya peningkatan daya saing. Dr. Agung Wahyu Susilo, Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, PT Riset Perkebunan Nusantara, menyatakan hal ini kepada Mediaperkebunan.id.

Upaya untuk meningkatkan daya saing kopi di sektor hulu adalah melalui peningkatkan produktivitas tanaman dengan bahan tanam unggul agar profit petani meningkat. Puslitkoka sendiri punya berbagai jenis varietas unggul kopi, baik kopi arabika, robusta atau liberika.

Varietas unggul kopi robusta antara lain benih kopi robusta propelegitim (BP 42 x BP 358), varietas Hibiro 1, Hibiro 2, Hibiro 3 dan Hibiro 4. Untuk klon kopi robusta antara lain BP409, BP 939, BP 936, BP 534, BP 436, dan BP358. Varietas unggul kopi arabika antara lain; Andungsari 1, Komasti, Sigararutang, S 795, Gayo 1, Gayo 2, dan klon AS 2K. Selain itu Puslitkoka juga telah mengembangkan planlet kopi arabika hasil perbanyakan Somatik Embryogenesis dari klon AS2K.

Di samping itu sangat penting perbaikan mutu biji kopi yg diarahkan pada mutu biji kopi spesialty untk mendapatkan harga premium. Upaya ini akan efektif apabila dilakukan program pendampingan dengan melibatkan stakeholder antara lain Puslitkoka, Pemerintah Kabupaten, perbankan dan offtaker.

Untuk kakao juga upaya peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas tanaman menggunakan bahan tanam unggul. Puslitkoka menyediakan benih hibrida kakao ICCRI 06H dan ICCRI 08H hasil persilangan terbuka dan buatan (hand pollination); serta benih kakao lindak hasil persilangan terbuka (open pollination).

Puslitkoka juga memiliki teknologi perbanyakan secara vegetatif berupa OSC (Orthotropic Shoot Cocoa) dan PCC (Plagiotropic Cocoa Clone); plantet kakao klonal asal perbanyakan Somatic Embryogenesis dan benih kakao siap tanam asal perbanyakan sambung pucuk.

Baca Juga:  APKASINDO Menagih Janji Menteri Pertanian

Jenis-jenis klon kakao unggul kakao lindak yang dikembangkan antara lain klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, ICCRI 03, ICCRI 04; Scavina 6; MCC 02 dan ICCRI 09. Sedangkan jenis klon unggul kakao mulia meliputi DR 1, DR2, DR 38, DRC 16. Benih kakao klonal dapat dikirim berupa benih cabutan dan dapat juga dikirimkan dalam bentuk benih siap tanam.

Hal lain yg penting adalah pemberdayaan petani melalui penguatan kelembagaan petani dan askes terhadap permodalan petani untuk percepatan pengembangan, baik kopi maupun kakao