Yogyakarta, mediaperkebunan.id– Karet alam mempunyai tingkat sustaiability yang sangat tinggi. Contohnya pada konservasi energi, konsumsi energi memproduksi karet alam jauh lebih rendah dibanding karet sistetis (polikloropen, styrene butadin, poliuretan, butril, EPDM). Toh Heng Guan, Sekjen ANRPC (The Association of Natural Rubber Producing Countries) menyatakan hal ini.
Tanaman karet juga menyerap karbon lebih tinggi sawit dan kakao, setiap tahun kebun karet menyerap 400 juta kg karbon dioksida dari atmosfir dan menggantinya dengan oksigen, sehingga sangat membantu dalam mengatasi gas rumah kaca dan perubahan iklim. Perkebunan karet memiliki tingkat keseimbangan konservasi air dan tanah yang sangat tinggi dibanding padang penggembalaan dan hutan primer. Perkebunan karet juga lebih mampu menjaga nutrisi tanah dari pengurangan yang sangat drastis dibanding tanaman perkebunan lainnya.
“Dengan posisi karet yang sangat luar biasa bila berkalitan dengan sustainability sekarang masalahnya adalah bagaimana menunjukkan pada dunia sehingga semua tahu. Kerjasama antar pemangku kepentingan mutlak sangat diperlukan,” kata Toh Heng Guan.
EUDR mewajibkan karet dan produk turunan, produk lain yang mengandung karet alam harus melalui asesmen risiko yang mewajibkan ketelusuran baik dari lahan dan legalitasnya terverifikasi. Setelah ditunda, ketika 31 Desember 2025 harus dipastikan bahwa produk karet bebas deforestasi dan diperoleh dari diproduksi sesuai dengan aturan negara yang berangkutan, memastikan produk itu sudah melewati proses uji tuntas, mengupload lokasi kebun karet dengan geolokasi kepada Sistim Informasi EU.
Harga karet yang sangat fluktuatif membuat tantangan pendapatan sustainable bagi petani yang memproduksi 85% karet alam dunia. Petani adalah yang paling rapuh pada rantai pasok karet harus mendapatkan penghasilkan yang mampu menutupi biaya hidupnya. Pendapatan tahunan petani harus mampu memberikan standar hidup yang layak untuk semua anggota keluarga (baik berdasarkan standar lokal maupun internasional. Saat ini ada kesenjangan yang jauh antara pendapatan dari kebun karet dan biaya yang diperlukan untuk hidup layak. Rendahnya pendapatan karena rendahnya harga karet dan pembagian keuntungan yang tidak merata dalam rantai pasok.
Untuk mencapai lanskap karet sustainable dan pendapatan yang layak bagi petani maka perlu strategi dan intervensi yang luas. Petani butuh pendekatan menyeluruh yaitu ketelusudan, legalitas, peningkatan kapasitas dalam penerapan budidaya yang baik, memperpendek rantai pasok, pendekatan dari bawah untuk pendaftaran petani pada sistem nasional. EUDR membuka peluang untuk diskusi antar negara produsen dan negara konsumen untuk menghasilkan harga karet yang memberikan pendapatan layak bagi petani.
Dari 14,5 juta ton produksi karet dunia, 10 juta ton diserap industri ban. Sekitar 1,7-1,8 juta ton masuk ke UE yang mewajibkan sustainability. Tantangan ketelusuran adalah legalitas meliputi kepemilikan lahan dan hak panen, verifikasi impor, komply dengan aturan perburuhan dan lingkungan. Pembuktikan komply dengan legalitas harus ada disetiap rantai pasok. Karena produksi sebagian besar dari petani maka ketelusuran harus sederhana dan praktis. Insentif sangat diperlukan bagi petani untuk meningkatkan taraf hidup. Sistim nasional harus mendukung petani dalam ketelusuran. Untuk memenuhi kesesuaian dengan EUDR secara tidak langsung diperlakukan pembagian biaya dalam setiap rantai pasok dan harga premium.
EUDR dan sustainable karet alam akan memastikan volume yang dapat ditelusuri dengan pemasok punya peta jalan sustainability, potensial kontrak dalam jangka panjang, memperkuat kemitraan strategis dalam rantai pasok. Petani punya keterbatasan kapasitas sehingga perlu peningkatan kapasitas dengan fokus pada ketelusuran, dan mencari sumber pendapatan lain. Petani perlu pendekatan menyeluruh, ketelusuran, legalitas , peningkatan kapasitas , akses pada keuangan dan bantuan. Perlu harga premium untuk karet yang memenuhi kriteria EUDR dan model pembagian biaya dalam rantai pasok.