JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Ditengah ketatnya persaingan bisnis teh di pasar global, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding Perkebunan terus berupaya melakukan berbagai terobosan. Hal ini agar produksi teh dapat terserap lebih banyak di pasar.
Demikian dikatakan SVP Marketing Commodities PTPN Holding Perkebunan PTPN (Persero) Dodi Kusumah dalam webinar teh yang diselenggarakan Media Perkebunan beberapa waktu lalu.
“Kalau melihat neraca teh global, setiap tahun terjadi surplus teh sekitar 269,3 ribu ton. Artinya betapa ketatnya persaingan bisnis the,” ujar Dodi.
Menurut Dodi, jika teh Indonesia tidak mempunyai keunikan atau keunggulan akhirnya memang teh susah terjual. Dengan kondisi surpulus ini seharusnya produksi teh dikurangi.
Sekalipun teh tetap diproduksi, kata Dodi, hanya memproduksi teh yang berkualias saja. “Jangan asal jadi produksi teh saja atau menggenjot produksi sebanyak-banyak saja. Padahal sudah banyak teh yang tidak terjual,” tukasnya.
PTPN sendiri, lanjut Dodi, terus melakukan berbagai terobosan agar komoditas teh tetap berjalan. Salah satunya memproduksi teh yang berkualitas dan juga memenuhi berbagai persyaratan yang diinginkan pelanggan.
Dodi mengungkapkan, dari 30 ribu Ha areal teh di PTPN group, tahun 2022 ini hanya 23 ribu Ha yang difokuskan untuk digarap. “Untuk tahun ini kita fokus pada lahan 23 ribu hektar saja, khususnya di dataran tinggi, sehingga diharapkan didapat kualitas yang baik,” katanya. (YR)