Tangerang, Mediaperkebunan.id
Perkebunan saat ini merupakan salah satu penopang perekonomian nasional dan penghasil devisa utama, terutama dari kelapa sawit. Tetapi dalam jangka panjang tidak bisa terus menerus hanya bergantung pada kelapa sawit yang luas lahannya mencapai 16,38 juta ha.
“Masih banyak komoditas perkebunan lain yang potensial dikembangkan. Komoditas itu sudah lama eksis, misalnya zaman kemerdekaan dulu kita dibiayai oleh karet di Sumatera dan teh di Jawa Barat. Dari zaman dulu perkebunan sudah menjadi penopang perekonomian.” Kata Musdhalifah Machmud, Deputi II bidang Pangan dan Agribisnis, Kementerian Perekonomian pada peringatan Hari Perkebunan yang ke 63.
Musdhalifah ingin membangkitkan kembali komoditas yang dulu melegenda seperti tebu , Indonesia pernah menjadi produsen gula nomor 2 di dunia juga teh yang dulu membiayai pendirian Institut Teknologi Bandung. Karena terbukti sangat handal maka perkebunan patut diperjuangkan untuk mendapat dukungan fasilitasi, terutama untuk peremajaan.
Teh sekarang sudah menurun tajam tinggal 125.000 ha, sudah hampir habis. Kakao yang tahun 2008 luas lahan sekitar 800 ribuan hektar sekarang tinggal 300 ribuan ha. Karet karena harganya yang turun dikuatirkan semakin banyak pohon yang ditebang ganti dengan tanaman lain. Perlu peremajaan, riset dan teknologi untuk mengatasi hama penyakit yang saat ini banyak dihadapi petani.
Kendala utama adalah pendanaan. KUR (Kredit Usaha Rakyat) sudah disediakan Rp190 triliun untuk membiayai tetapi serapannya masih belum optimal. Perlu lebih banyak upaya menyeluruh untuk menyelesaikan masalah perkebunan.
Tahun 2021 diharapkan semua pihak bersatu padu berkomitmen menguatkan perkebunan. “Legislatif mendorong anggaran yang lebih besar, Ditjen PSP dalam penyediaan sarana dan prasarana seperti pupuk. Khusus Sekjen, anggaran perkebunan jangan diirit-irit karena hasilnya akan berkali lipat. Kalau biasa diberi 10 sekarang tambah jadi 40 sebab nanti hasilnya bisa 200-300. Sehingga ekonomi semakin bertumbuh,” kata Musdhalifah lagi.
Semua komoditas perkebunan saat ini butuh peremajaan, termasuk kelapa yang sedang trend dengan pertumbuhan ekspor yang tinggi. Dengan kondisi yang ada sekarang saja pertumbuhan bisa tinggi apalagi kalau mendapat dukungan pembiayaan dan sarana prasarana. Ditjen Perkebunan perlu bersinergi dengan Ditjen industri Agro untuk fasilitasi industri pengolahan perkebunan.
Perkebunan terbukti mampu menumbuhkan ekonomi daerah. Perintisan suatu wilayah biasanya dimulai dengan perkebunan, kalau sudah berkembang baru tanaman pangan dan hortikultura ikut berkembang. Perkebunan perlu dipadukan dengan peternakan untuk meningkatkan pendapatan dan kecukupan gizi masyarakat.