2024, 27 Februari
Share berita:

Oleh :

*) A. Sugiarto

**) Nono Suharyono

Antara etika dan moral mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena antara etika dan moral memiliki obyek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk menentukan baik atau buruk dari suatu perbuatan. Kemajuan zaman, teknologi dan informasi secara perlahan telah mengikis runtuhnya nilai-nilai luhur etika dan moral dalam peradapan kehidupan manusia saat ini. Para sesepuh kita terdahulu begitu kuat memiliki prinsip harga mati yang tak dapat di tawar lagi terkait dengan etika dan moral. Bahkan, etika dan moral menjadikan karakter manusia menjadi terhormat karena etika dan moral yang menjadi penentu atau tolok ukur kualitas dan karakter manusia. Etika juga memengaruhi perilaku dan membantu individu untuk membuat keputusan yang tepat. Etika juga berperan dalam mengatur hidup kita dan bertindak secara bertanggung jawab.

Prestasi jabatan dalam berkarier, kepandaian ilmu dari salah satu almamater perguruan tinggi ternama dengan predikat terbaik dan bergelimangnya kemewahan kekayaan seseorang tidak bisa terlihat secara langsung saat kita berinteraksi dengannya saat pertama kali bertemu. Namun, etika dan moral bisa langsung terlihat dan menentukan bagaimana kualitas dan karakter seseorang tersebut. Karena, etika dan moral merupakan bagian dari hukum tidak tertulis dalam berkehidupan di masyarakat sebagaimana seharusnya seseorang berperilaku dan memperlakukan orang lain dalam berinteraksi. Itulah mengapa manusia harus mengasah kemampuan dalam bersosialisasi dan memahami etika dan moral yang baik saat berinteraksi dengan sesamanya. Kalimat sederhananya adalah etika dan moral merupakan sikap dan perilaku yang kita tunjukkan kepada orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Sikap atau pembawaan seseorang yang beretika dan bermoral mampu menimbulkan kesan yang baik dan ramah bagi orang yang baru pertama kali mengenalnya. Hal ini mencerminkan kualitas dan karakter diri kita sebagai manusia yang bernilai dan berkualitas saat orang lain melihat kita sebagai orang yang memiliki kesopanan serta menghormati orang lain sekalipun baru mengenal beberapa saat. Peran serta keluarga (orang tua) dan guru juga sangat menentukan terbentuknya etika dan moral seseorang. Karena, dalam kehidupan tidak akan pernah kita melihat seberapa penting dan hebatnya diri seseorang bahkan bila orang tersebut mendapatkan predikat baik dan berprestasi ataupun bila seorang pemimpin sekalipun ketika etika dan moral dilanggar bahkan diabaikan demi kepentingan pribadi.

Baca Juga:  PETANI KARET KEMBALI MERAWAT KEBUNNYA, MINTA PUPUK SUBSIDI

Setiap orang tua pasti menanamkan etika dan moral pada buah hatinya. Mungkin saat kita masih kecil, kita selalu diajarkan tentang nilai-nilai tersebut oleh orang tua dan guru. Salah satu contoh dari etika dan moral adalah tentang nilai kesopanan di mana kita yang lebih muda harus selalu bersikap sopan kepada yang lebih tua (orang tua), seperti mencium tangan dan permisi saat hendak lewat di depan mereka, tidak memakai gelas minum/piring milik orang tua, tidak sembarangan masuk ke dalam kamar orang tua yang merupakan area privasi dan masih banyak lagi. Namun, saat usia telah menginjak dewasa apakah nilai tersebut masih tertanam dan masih dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat?

Sangat disayangkan bahwa di era sekarang ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai luhur etika dan moral, dimana nilai luhur etika dan moral tampaknya sudah mulai pudar dan bergeser bahkan bisa dikatakan telah runtuh. Banyak tindakan yang dulunya dianggap melanggar etika, kini justru dengan bangganya dipertontonkan di media, baik media layar kaca (televisi) maupun media sosial lainnya dan dengan begitu mudahnya diterima begitu saja oleh masyarakat seakan-akan hal tersebut adalah hal yang wajar dan biasa-biasa saja bahkan nyaris tidak mengganggu ruang publik. Seorang Ulama terkemuka dan terkenal di dunia (Syech Abdul Qodir Jaelani) pun bahkan sampai mengatakan bahwa prestasi dan kepandaian bukan yang menjadi tolok ukur kehormatan manusia melainkan etika dan moral yang menjadi penentu kemulian seseorang, ketahuilah bahwa Iblis jauh lebih pandai dan pintar dari manusia, aku akan lebih mengormati orang yang beradab daripada yang berilmu. Yang tidak dimiliki oleh Iblis hanya satu yaitu Etika dan Moral (ADAB)

*) ASN Tim Kerja Pameran dan Edukasi Publik HIP

Baca Juga:  Perkebunan Masih Menjadi Andalan Indonesia

**) Fungsional Pranata Humas Madya