2023, 25 Mei
Share berita:

Tanggerang, mediaperkebunan.id – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melepas ekspor produk pertanian senilai Rp 25,5 miliar ke 23 Negara. Komoditas yang di ekspor di antaranya adalah sarang burung walet, bulu bebek, produk hewani dan juga tanaman pakis yang dilepas ke negara Jepang dan China.

“Kekuatan Republik ini ada di sarang burung walet, pakis dll. Karena itu energi ini harus kita jaga bersama. Kemudian kita jaga kepercayaan dunia internasional agar produk kita tetap jadi unggulan. Saya selalu katakan kita boleh cepat tetapi juga harus berkualitas,” ujar Syahrul di Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.

Lebih lanjut, menurut Syahrul, pemerintah telah menargetkan capaian nilai ekspor produk pertanian sebesar 1000 triliun dengan penambahan negara tujuan di wilayah Amerika, Eropa dan Asia. Meski demikian, pengusaha diminta tetap menjaga kualitas serta menjaga sinergitas satu dengan yang lainya.

“Kita berharap ekspor pertanian kita bisa di atas 1000 triliun, tetapi ini kan berproses dan tentu semua harus menjaga kualitas dan sinergitas. Dan ini juga menjadi harapan Bapak Presiden kepada Kementerian Pertanian agar semua komoditi komoditi strategis yang ada untuk dipersiapkan ekspor,”  harap Syahrul.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,77 persen dan tahun 2021 tumbuh 1,87 persen. Kemudian pada tahun 2022 tumbuh 2,25 persen dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen. Disisi lain, sektor pertanian juga mampu menyerap 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang mengatakan bahwa selama ini jajarannya terus bekerja dalam waktu 24 jam baik melalui layanan langsung maupun online. Bambang mengatakan, kolaborasi karantina, pengusaha maupun eksportir sejauh ini cukup baik dalam meningkatkan ekspor.

Baca Juga:  Kementan Gelar Pekan PVT Selama Tiga Hari

“Kami selama 24 jam terus mengawal teman temen pengusaha untuk dapat melepas ekspornya. Alhamdulliah terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu saya minta kita semua kompak, saling bergandengan memajukan ekspor produk pertanian Indonesia,” kata Bambang.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Andi Yusmanto mengatakan bahwa sejauh ini pelayanan karantina semakin dipermudah dengan aplikasi Q Corner yang dapat melayani para pengusaha dan importir seluruh Indonesia. Aplikasi ini dinilai mampu mempercepat sekaligus mengurai antrian tetap muka secara cepat dalam mengajukan proses ijin.

“Saya pastikan 90 persen para pengusaha yang memohon ijin sudah teregistrasi. Bahkan per hari ada sekitar 30 perusahaan yang mengajukan. Melalui aplikasi itu mereka dapat mendaftarkan dokumen hewan/animal dan pendaftaran dokumen tumbuhan atau plant,” jelas Andi.

Salah satu pengusaha dari PT Plore Parmindo, Arga Wiranda mengatakan bahwa pelayanan karantina saat ini semakin mudah karena bisa dilakukan melalui online tanpa harus datang ke Kantor pengajuan karantina.

Arga sendiri mengaku selama ini mengirim tanaman pakis ke Jepang, China dengan jumlah ekspor yamg cukup besar. Bahkan pengiriman tahun ini bisa mencapai Rp 2 miliar dengan tujuan satu negara saja, yaitu Jepang. Dia Bahkan sudah memiliki lahan budidaya pakis raskus serta memiliki kelompok taninya sendiri.

“Selama ini kita ada kebun sendiri dan petani sendiri. Jenia pakis yang kita tanam adalah pakis raskus untuk kebutuhan negara Jepang dan China,” katan Agra.

Pengusaha lainya dari PT Cempaka Mega Mandiri, Nova Hasan menyampaikan apresiasi atas berbagai layanan yang diberikan karantina Soekarno Hatta. Nova mengaku siap menjaga komitmen program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) kementan.

“Sebagai pengusaha saya mengapresiasi layanan kementan dibawah UPT Soekarno Hatta karena telah memberi kemudahan dalam mengajukan proses ijin. Terus terang kami terbantu dengan aplikasi Q Corner dan juga pelayanan tatap muka yang sama-sama cepat,” jelas Nova.

Baca Juga:  SULIT PERKIRAKAN HARGA SAWIT KE DEPAN DALAM SITUASI PANDEMI