Wonosari, mediaperkebunan.id – Seakan merasa perlu melengkapi ilmu dan teori tentang perkebunan kakao, sebanyak 20 mahasiswa dari program diploma (Prodi) Agribisnis dan Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Jogjakarta terjun langsung ke lapangan ke tengah-tengah petani kakao di Kabupaten Gunungkidul.
Kunjungan ke lapangan (kunlap) atau filedtrip itu , seperti keterangan resmi yang diterima Mediaperkebunan.id, Selasa (27/5/2025), dilakukan belum lama ini dan merupakan bagian dari pembelajaran yang ada dalam mata kuliah Budidaya Tanaman Kakao.
Kunlap yang dilakukan oleh 20 mahasiswa dan 8 dosen Institusi Pertanian Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (INSTIPER) Jogjakarta tersebut dilakukan di dua desa di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, yaitu Desa Bunder dan Desa Nglanggran.
Mereka melakukan pembelajaran melalui pendekatan terhadap komoditas kakao, dengan sejumlah materi yang terkait erat dengan budidaya tanaman kakao, seperti penekanan pada pemangkasan, atau pun penentuan pohon induk.
Juga pembelajaran tentang cara pengambilan entress, atau bagaimana melakukan peremajaan dengan metode sambung pucuk dan side grafting, serta tentang teknik panen.
Para mahasiswa INSTIPER juga belajar langsung tentang pengelolaan pascapanen kakao seperti bagaimana proses pengolahan buah basah menjadi biji kakao kering, melakukan klasifikasi standar mutu kakao sesuai standar nasional Indonesia (SNI).
“Atau juga belajar bagaimana membangun sistem integrasi antara perkebunan tanaman kakao dengan peternakan kambing,” demikian salah satu petikan dari keterangan resmi tersebut.
Kunlap ke dua desa itu melibatkan para petugas penyuluh lapangan (PPL) dan kelompok tani (Poktan) setempat, dengan tujuan agar para mahasiswa bisa mendekatkan diri secara langsung untuk belajar tentang proses pengelolaan tanaman kakao oleh petani di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Kunlap tersebut juga merupakan salah satu cara pembelajaran di luar kelas yang bertujuan untuk mengasah kemampuan visual, auditori, dan kinestetik mahasiswa, sehingga akan mempermudah bagi setiap mahasiswa untuk mengenal secara fisik tanaman kakao.
Yaitu yang terkait morfologi tanaman kakao dan lingkungan tumbuhnya, kemudian dapat berinteraksi dan bertanya serta berkomunikasi dengan petani, sehingga mahasiswa mendapatkan informasi dalam mengelola tanaman kakao yang terbaik di wilayah tersebut.
Selain itu, para mahasiswa juga diberikan kesempatan melakukan praktik yang didampingi secara langsung oleh petani agar mendapatkan pengalaman baru karena dapat berkolaborasi dengan praktisi.
Luaran atau output dari kegiatan ini yang akan diperoleh tidak hanya menambah pengetahuan bagi mahasiswa layaknya generasi muda di Indonesia, namun juga mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi oleh petani kakao saat ini dan di masa depan.
Harapan dari kegiatan ini adalah terciptanya pertukaran informasi, tidak hanya dari petani kakao ke mahasiswa, namun juga dari mahasiswa ke petani, dalam bentuk gagasan dan ide.
Bahkan diharapkan juga dapat menumbuhkan keinginan aksi dari mahasiswa dalam mengoptimalkan komoditas pertanian, perkebunan, dan perhutanan di wilayah masing-masing.