JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Indonesia tidak main-main dengan standardisasi kelapa sawit berkelanjutan yang mengedapankan aspek lingkungan dan sosial budaya. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi beberapa pihak untuk membuat black campaign terkait kelapa sawit Indonesia.
Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, dalam pembukaan “Kuliah Umum dan Talks Show tentang Pengembangan Kelapa Sawit Indonesia Berkelanjutan” yang diadakan Majalah Media Perkebunan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Upaya pemerintah dalam pembangunan kelapa sawit secara berkelanjutan merupakan bagian dari penyelamatan lingkungan,” ujar Kasdi.
Terkait itu pemerintah telah menerbitkan Perpres No. 44/2020 tentang sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan dan selanjutnya Menteri Pertanian menindaklanjuti dengan meneribitkan Permentan No. 38/2020 tentang penyelenggaraan sistem perkelapasawitan berkelanjutan Indonesia.
Kasdi mengatakan, dalam masa pandemi Covid 19 ini hanya pertanian yang memberi kontribusi positif bagi perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan pertanian masih pada posisi strategis dalam mewujudkan pemulihan perekonomian nasional.
Kasdi menyebutkan, kalau melihat ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Desember 2020 tercatat nilai ekspor pertanian mencapai Rp 451,9 triliun dan 90 persennya dari sub sektor perkebunan. “Dari total 90 persen sub sektor perkebunan itu kelapa sawit menduduki posisi utama pada ekspor yang sangat besar tersebut,” ujarnya. (YR)