Bogor, mediaperkebunan.id – PTPN III Holding tahun ini akan merayakan rekor produksi gula nasional. “Memang bukan produksi kami saja yang membuat tahun ini Indonesia meraih produksi gula tertinggi, tetapi PTPN merupakan kontributor terbesar. Jadi kami yang akan memimpin perayaan,” kata Abdul Ghani, Direktur Utama PTPN III Holding pada “80 Tahun Prof. Bungaran Saragih: Revisit Pemikiran Agribisnis sebagai Dasar Starategi Re-Industrialisasi.”
Tahun ini sesuai perhitungan yang dilakukan Dirjenbun bersama seluruh industri gula nasional maka produksi gula mencapai 2,8 juta ton. “Indonesia kecuali jaman kolonial belum pernah mencapai produksi gula sebesar ini. Produksi gula tertinggi pernah dicapai waktu Menteri Pertanian dijabat Bungaran Saragih 2,5 juta ton dengan meningkatkan bongkar ratoon. Karena itu ketika PTPN membentuk PT Sinergi Gula Nusantara kami banyak berkonsultasi dengan Prof Bungaran untuk mencapai swasembada gula. Saran profesor adalah re industrialisasi gula dan kami laksanakan,” kata Ghani.
Produksi gula nasional tertinggi ketika jaman kolonial, ketika Hindia Belanda menjadi eksportir gula dunia dengan produksi 3 juta ton. Tahun 2027 ketika swasembada gula nasional tercapai rekor ini dipecahkan dengan produksi diperkirakan 3,02 juta ton. Dari produksi sebesar ini kontribusi PTPN adalah 1,4 juta ton atau 46%. Produksi sebesar ini dari lahan tebu seluas 551.000 ha (kontribusi PTPN 210.000 ha), produktivitas 73 ton tebu/ha (PTPN 82 ton tebu/ha), rendemen 7,5% (PTPN 8,5%).
Penguatan tebu rakyat yang dilakukan PTPN adalah sama seperti yang dilakukan ketika Prof Bungaran jadi Menteri Pertanian yaitu menurunkan komposisi ratoon diatas 3 tahun dari 86% menjadi 25% dengan program bongkar ratoon secara besar-besaran. Perbaikan kultur teknis tanaman serta kepastian penyediaan bibit, pupuk, pestisida dan akses pendanaan.
Program lainnya yang baru adalah penataan organisasi petani (kelompok tani/koperasi) untuk kemudahan koordinasi, akses pendanaan dan penguatan kemitraan dengan PG. Digitalisasi ekosistem tebu rakyat (ETERA) untuk melayani petani, peningkatan produktivitas dan efektivitas/efisiensi dalam proses operasional. Pelepasan varietas baru tahun 2024 yaitu PS Nusantara 081-084) dan tahun 2025 ini ada 2 varietas lagi.
Penataan varietas dengan meningkatkan varietas masak awal dari 7,5% menjadi 30% untuk mencapai sasaran tebang pada momentum brix/pool terbaik. Pembudidayaan bibit berjenjang tersertifikasi dengan pembangunan warung/penangkar bibit. Organisasi PT SGN ada 2.500 orang didedikasikan untuk melayani petani.
Untuk menarik generasi muda terjun dalam budidaya tebu , PTPN membuat program agripreneur tebu yaitu merekrut anak muda mengelola koporatisasi usaha tani tebu. Anak muda disewakan tanah , diberi akses kredit untuk benih dan saprotan, diberi gaji untuk makan sehari-hari. Program ini berhasil karena usaha tani tebu menguntungkan.
“Program kita pada petani menaikkan produktivitas dari 5 gula/ha jadi 8 ton/ha. Biaya produksi turun jadi Rp6.500/kg. Saat ini HPP Rp14.500/kg , kalau produksi sudah 3 ,02 juta ton kita bisa turunkan HPP Rp12.500/kg sehingga harga gula tingkat konsumen turun, kesejahteraan petani meningkat. Semua pihak diuntungkan,” kata Ghani lagi.
Secara terpisah, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan , Ditjen Perkebunan , Baginda Siagian menyatakan tahun 2025 rencana produksi gula 2,8 juta ton. Sejauh ini, Kementan telah beberapa kali melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan guna memastikan produksi berjalan sesuai rencana. Perencanaan yang matang telah disusun termasuk pembagian jadwal giling bagi masing-masing pabrik gula. Jika target 2,8 juta ton dapat tercapai, ini akan menjadi produksi gula tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam 79-80 tahun terakhir.
“Kita sudah beberapa kali berkoordinasi dengan mereka supaya kita dalam satu juan sehingga 2,8 juta ton bisa tercapai. Hitungannya sudah ada sehingga mereka sudah punya perencanaan untuk mencapai 2,8 juta ton itu.Kalau itu sudah bisa tercapai saya pikir akan menjadi produksi tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia sekitar 79 – 80 tahun terakhir,” terangnya