Jakarta, Mediaperkebunan.id – Langkah-langkah Replanting sawit perlu diperhatikan dengan tepat. Replanting (peremajaan tanaman) kelapa sawit dilakukan pada kebun berumur 20-25 tahun untuk menjaga produktivitas agar tidak menurun drastis. Proses ini memerlukan perencanaan yang matang, termasuk penerapan sistem zero burning (penyiapan lahan tanpa pembakaran) untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Amati langkah-langkah replanting kelapa sawit mulai dari pemilihan bibit unggul hingga proses tanam:
1. Pemilihan Bibit Unggul
- Pilih bibit bersertifikasi dari produsen terpercaya, seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
- Hindari bibit palsu atau tidak bersertifikasi karena dapat mempengaruhi hasil panen.
- Pilih varietas yang sesuai dengan kondisi lahan (misalnya tahan hama, produktivitas tinggi dan sesuai dengan iklim).
2. Persiapan Lahan
- Bersihkan lahan dari pohon tua (tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif).
- Lakukan penebangan dengan alat berat atau manual. Kemudian lakukan pencacahan batang untuk memudahkan penguraian.
- Lakukan pengolahan tanah seperti pembersihan gulma, pembajakan, dan pembuatan saluran drainase.
3. Pembuatan Lubang Tanam
- Tentukan jarak tanam sesuai rekomendasi (biasanya 9m x 9m x 9m untuk pola segitiga sama sisi).
- Buat lubang tanam dengan ukuran sekitar 60 cm x 60 cm x 60 cm.
4. Pengolahan Tanah dan Pemupukan Dasar
- Berikan pupuk organik atau pupuk kandang di dasar lubang tanam untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Pastikan pH tanah sesuai (idealnya 4,0–5,5). Jika terlalu asam, lakukan pengapuran (dolomit).
5. Penanaman Bibit
- Pindahkan bibit unggul ke lubang tanam dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
- Posisi tanaman harus tegak lurus dengan titik tumbuh berada sedikit di atas permukaan tanah.
- Tutup lubang dengan tanah dan padatkan ringan agar bibit stabil.
6. Pemeliharaan Awal
- Lakukan penyiraman secara rutin, terutama pada musim kering.
- Kendalikan gulma di sekitar tanaman agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
- Pasang pelindung bibit (seperti paranet) untuk menghindari sengatan matahari atau serangan hama.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pantau secara rutin tanda-tanda serangan hama (ulat api, tikus, dsb.) atau penyakit (busuk pangkal batang, ganoderma).
- Gunakan pestisida atau fungisida sesuai kebutuhan, namun tetap memperhatikan aspek lingkungan.
8. Monitoring dan Pemupukan Lanjutan
- Berikan pupuk tambahan seperti NPK, KCL, atau urea sesuai dengan umur tanaman.
- Perhatikan pertumbuhan tanaman hingga mencapai masa produksi (3–4 tahun).
Sistem Replanting Alternatif
- Penumbangan Serempak, yaitu tanaman tua ditebang sebelum ditanam kembali.
- Underplanting, yaitu tanaman baru ditanam di antara tanaman tua sebelum yang tua dihilangkan secara bertahap.
- Tumpang Sari, yaitu menanam tanaman sela (contoh: jagung atau kedelai) di antara barisan kelapa sawit muda.
- Sistem Bertahap, yakni penumbangan dilakukan secara bertahap di area tertentu.
Tujuan melakukan replanting
- Peremajaan tanaman (replanting) dilakukan agar hasil produksi kebun sawit tidak menurun secara drastis
- Salah satu upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan.
- Meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan.
- Meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan industri hilir berbasis perkebunan.
- Meningkatkan penguasaan ekonomi nasional dengan mengikut sertakan masyarakat dan pengusaha lokal.
- Mendukung pengembangan wilayah.