2024, 7 Desember
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id – Langkah-langkah Replanting sawit perlu diperhatikan dengan tepat. Replanting (peremajaan tanaman) kelapa sawit dilakukan pada kebun berumur 20-25 tahun untuk menjaga produktivitas agar tidak menurun drastis. Proses ini memerlukan perencanaan yang matang, termasuk penerapan sistem zero burning (penyiapan lahan tanpa pembakaran) untuk mencegah kerusakan lingkungan. 

Amati langkah-langkah replanting kelapa sawit mulai dari pemilihan bibit unggul hingga proses tanam:

1. Pemilihan Bibit Unggul

  • Pilih bibit bersertifikasi dari produsen terpercaya, seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).
  • Hindari bibit palsu atau tidak bersertifikasi karena dapat mempengaruhi hasil panen.
  • Pilih varietas yang sesuai dengan kondisi lahan (misalnya tahan hama, produktivitas tinggi dan sesuai dengan iklim).

2. Persiapan Lahan

  • Bersihkan lahan dari pohon tua (tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif).
  • Lakukan penebangan dengan alat berat atau manual. Kemudian lakukan pencacahan batang untuk memudahkan penguraian.
  • Lakukan pengolahan tanah seperti pembersihan gulma, pembajakan, dan pembuatan saluran drainase.

3. Pembuatan Lubang Tanam

  • Tentukan jarak tanam sesuai rekomendasi (biasanya 9m x 9m x 9m untuk pola segitiga sama sisi).
  • Buat lubang tanam dengan ukuran sekitar 60 cm x 60 cm x 60 cm.

4. Pengolahan Tanah dan Pemupukan Dasar

  • Berikan pupuk organik atau pupuk kandang di dasar lubang tanam untuk meningkatkan kesuburan tanah.
  • Pastikan pH tanah sesuai (idealnya 4,0–5,5). Jika terlalu asam, lakukan pengapuran (dolomit).

5. Penanaman Bibit

  • Pindahkan bibit unggul ke lubang tanam dengan hati-hati agar tidak merusak akar.
  • Posisi tanaman harus tegak lurus dengan titik tumbuh berada sedikit di atas permukaan tanah.
  • Tutup lubang dengan tanah dan padatkan ringan agar bibit stabil.

6. Pemeliharaan Awal

  • Lakukan penyiraman secara rutin, terutama pada musim kering.
  • Kendalikan gulma di sekitar tanaman agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
  • Pasang pelindung bibit (seperti paranet) untuk menghindari sengatan matahari atau serangan hama.
Baca Juga:  Penyempurnaan ISPO Seiring Tuntutan Pasar

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

  • Pantau secara rutin tanda-tanda serangan hama (ulat api, tikus, dsb.) atau penyakit (busuk pangkal batang, ganoderma).
  • Gunakan pestisida atau fungisida sesuai kebutuhan, namun tetap memperhatikan aspek lingkungan.

8. Monitoring dan Pemupukan Lanjutan

  • Berikan pupuk tambahan seperti NPK, KCL, atau urea sesuai dengan umur tanaman.
  • Perhatikan pertumbuhan tanaman hingga mencapai masa produksi (3–4 tahun).

Sistem Replanting Alternatif

  • Penumbangan Serempak, yaitu tanaman tua ditebang sebelum ditanam kembali.
  • Underplanting, yaitu tanaman baru ditanam di antara tanaman tua sebelum yang tua dihilangkan secara bertahap.
  • Tumpang Sari, yaitu menanam tanaman sela (contoh: jagung atau kedelai) di antara barisan kelapa sawit muda.
  • Sistem Bertahap, yakni penumbangan dilakukan secara bertahap di area tertentu.

Tujuan melakukan replanting

  1. Peremajaan tanaman (replanting) dilakukan agar hasil produksi kebun sawit tidak menurun secara drastis
  2. Salah satu upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan.
  3. Meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan.
  4. Meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan industri hilir berbasis perkebunan.
  5. Meningkatkan penguasaan ekonomi nasional dengan mengikut sertakan masyarakat dan pengusaha lokal.
  6. Mendukung pengembangan wilayah.