Jakarta, mediaperkebunan.id – Syngenta Indonesia meluncurkan TOPMOST, herbisida selektif yang dirancang untuk membantu petani mengendalikan gulma pada tanaman padi secara efektif.
Inovasi untuk Produktivitas Padi TOPMOST 30/300 OD dengan kombinasi bahan aktif Cyhalofop-butyl dan Ethoxysulfuron, menawarkan solusi komprehensif untuk mengendalikan gulma daun sempit, daun lebar, dan teki-tekian.
Keberadaan gulma tersebut sangat merugikan petani karena dapat memengaruhi hasil panen. Dengan dosis 1 liter per hektare, TOPMOST dapat diaplikasikan saat tanaman padi berumur 12-18 hari setelah tanam (HST) atau saat gulma memiliki 3-5 helai daun. Saat aplikasi pastikan lahan dalam kondisi macak-macak (lembap dan tidak tergenang). Dengan mengikuti panduan penggunaan dan dosis rekomendasi, TOPMOST menjadi solusi bagi kebutuhan petani akan herbisida yang efektif dan efisien.
“TOPMOST bukan sekadar produk baru, tapi merupakan komitmen kami terhadap peningkatan produktivitas padi nasional,” ujar Lianasari Sutjokro, Senior Brand Manager Herbicides Seedcare Biostimulant Syngenta Indonesia. Selain itu, kata Lianasari, TOPMOST memiliki kandungan bahan aktif Cyhalofop-butyl yang paling tinggi dibandingkan produk sejenis sehingga lebih efektif dalam mengendalikan gulma.
Selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif, termasuk kesulitan menentukan waktu aplikasi yang tepat, kebutuhan aplikasi berulang yang memakan waktu dan biaya, dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap tanaman padi.
Lianasari menuturkan, TOPMOST dirancang untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Produk ini memiliki kinerja tangguh yang dapat mengendalikan berbagai jenis gulma pada tanaman padi, bersih dan praktis karena cukup satu (1) kali aplikasi tanpa harus melakukan penyemprotan lagi (respraying), serta aman dan nyaman karena tidak menimbulkan keracunan (toxicity) pada tanaman utama (padi).
“Saya sudah membuktikan keunggulan TOPMOST. Dengan pemakaian satu kali, gulma bersih sampai menjelang panen. Selain itu, tanaman padi tidak menjadi toksik (muncul daun merah dan keriting),” kata H. Masduki, petani padi dan palawija dari Subang.
“TOPMOST diharapkan menjadi pilihan petani karena merupakan herbisida purna tumbuh dengan harga ekonomis,” ujar Suhendro, Marketing Head Syngenta Indonesia. Suhendro mengatakan, banyak produk herbisida yang beredar di pasar adalah herbisida pra tumbuh yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh.
“Kali ini, kami memberikan pilihan herbisida awal purna tumbuh dan purna tumbuh supaya petani mempunyai pilihan di dalam mengendalikan gulma,” ujar Suhendro.
Menurut Suhendro, herbisida ini adalah herbisida yang aman terhadap tanaman padi. Peluncuran TOPMOST sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan potensi mencegah kehilangan hasil hingga 30-40%, TOPMOST diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Karawang, Nani Dwi Astuti mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas padi maka petani harus melakukan intensifikasi dengan menggunakan teknologi pertanian.
“Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan produksi padi dapat meningkat pesat dan mencegah terjadinya impor beras,” ujar Nani.
“Kami melihat TOPMOST sebagai mitra penting bagi petani dan pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras. Ini adalah langkah konkret menuju ‘Awal Hamparan Kebaikan’ bagi pertanian Indonesia,” tambah Lianasari.
Acara peluncuran diadakan di tiga Learning Development Center Syngenta yang berada di tiga lokasi yaitu Jember (18 Januari), Solo (22 Januari), dan Karawang (25 Januari).
Acara yang dihadiri lebih dari 1800 petani padi ini menandai langkah penting dalam upaya mendukung petani dan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia.
Setelah peluncuran di tiga kota ini, Syngenta akan memperkenalkan TOPMOST di wilayah-wilayah utama penghasil padi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses petani terhadap teknologi pertanian terkini dan mendukung peningkatan produktivitas padi secara nasional.