JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Gula menjadi perhatian penting Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan). Karena itu swasembada gula menjadi program Super Prioritas melalui berbagai kegiatan seperti intensifikasi ditargetkan 200 ribu hektar (Ha), dan ekstensifikasi 50 ribu Ha.
Selain itu, Ditjen Perkebunan juga melakukan peningkatan kapasitas pabrik gula, target produksi 678.000 ton (intensifikasi ekstensifikasi), penyiapan plasma dalam kemitraan Pabrik Gula (PG) BUMN dan swasta serta penyiapan benih untuk swasembada gula konsumsi (provitas 83-100 ton hektare kultur jaringan dan SE).
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan Antarjo Dikin mengatakan, ketersediaan gula nasional per April sebesar 717.447 ton cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sejak Mei hingga Juli 2021. “Kebutuhan gula saat ini rata-rata per bulan 229.478 ton, sehingga persediaan gula sebesar 717.447 ton cukup untuk tiga bulan ke depan,” katanya beberapa waktu lalu.
Antarjo memaparkan, persediaan gula hingga 16 Mei 2021 tersebar di beberapa pihak yakni pabrik gula 226,967 ton (32 persen), pedagang 151,594 ton (21 persen), petani 10,143 ton (2 persen) dan paling banyak tersebar di pasar dan rumah tangga yakni 328,743 ton (46 persen).
Antarjo mengatakan, saat ini masih belum masuk proses panen tebu. “Juni baru akan tebang pohon tebu. Biasanya Agustus puncak persediaan gula,” ujarnya.
Kementan sempa khawatir produksi gula mengingat belum masuk musim panen tebu. Meski ada impor gula, namun itu hanya untuk cadangan untuk antisipasi kalau terjadi gejolak permintaan gula. (YR)