Pemerintah mentargetkan swasembada gula untuk konsumsi rumah tangga tercapai tahun 2019. Sedang tahun 2025 ditargetkan swasembada seluruhnya, termasuk untuk industri makanan minuman. Dirjen Perkebunan, Bambang, menyatakan hal ini.
Strategi yang dilakukan adalah pada lahan eksisting, produktivitasnya ditingkatkan untuk mendukung pabrik gula yang ada. Selain itu akan digandeng investor swasta untuk membangun 13 Pabrik Gula baru berskala besar.
“Karena itu saya minta tiap daerah yang punya potensi tebu supaya berlomba-lomba menyiapkan lahan. Kendala utama yang dihadapi saat ini adalah lahan. Padahal masih banyak lahan tidur yang belum digarap. Kabupaten dan Provinsi yang siap bangun PG supaya segera lapor ke Menteri Pertanian untuk segera ditindak lanjuti,” katanya.
Tahun 2017 anggaran pengembangan tanaman tebu seluas 2000 ha sebesar Rp59,96 miliar. Terdiri dari rawat ratoon 2.000 ha di 6 provisi 21 kabupaten. Jabar dilaksanakan di Cirebon dan Kuningan; Jateng di Blora, Klaten, Rembang, Sukoharjo, Tegal; DIY di Bantul, Gunung Kidul, Sleman; Jatim di Gresik, Jombang, Magetan, Nganjuk, Ngawi, Sidoarjo, Situbondo, Trenggalek; Sulsel di Bone dan Takalar; NTB di Dompu.
Pembangunan sumur dalam 3 unit di Jabar, Jateng dan Jatim. Alat pengangkut tebu setelah tebang 71 unit di Jatim, Jateng, Lampung, Sumsel dan Sulsel. Fasilitasi pengolahan gula tebu 8 unit di Sultra (Bombana, Kolaka, Konawe Selatan, Muna); Papua (Merauke) dan Maluku Utara (Halmahera Utara).