Epidemi virus di dunia ini semakin bertambah seiring dengan waktu. Tahun 1900-1950 (50 tahun) hanya ada 1 epidemi. Periode 50 tahun kemudian (1950-2000) ada 8 epidemi. Periode 19 tahun kemudian (2000-2019) ada 7 epidemi, tahun 2020 ini ada pandemi Covid-19.
Fabian M Dayrit, Profesor dari Ateneo de Manila University, anggota Akademi Nasional IPTEK Filipina, Ketua Advisory Commite on Nutrition and Health International Coconut Community,menyatakan hal ini dalam webinar “VCO Mengobati Covid 19 : Fakta Ilmiah atau Mitos” yang diselenggarakan Sahabat Kelapa Indonesia dan Pepmikindo (Persatuan Pengusaha Minyak Kelapa Indonesia).
Solusi untuk bisa bertahan dan selamat (surviving) dari Covid-19 harus efektif, bisa diterima dan layak. Saat ini semua pihak masih berusaha mencari obat dan vaksin untuk mengatasinya. Bagi negara-negara tropis dan Pasifik sebenarnya ada solusi yaitu gunakan kelapa. “Surviving Covid-19, Go Coconut,” kata Dayrit tegas.
Minyak kelapa dalam bentuk VCO (Virgin Coconut Oil) punya kemampuan untuk melawan Covid-19 yaitu sebagai peningkat aktivitas imun dalam tubuh (immunomodulatory) dan anti virus. Daging kelapa mengandung 35% minyak. VCO didapat dari daging kelapa segar tanpa proses kimia sehingga sangat aman.
Kelapa juga menjadi sandaran hidup banyak petani. Tanaman kelapa juga ramah lingkungan dan bisa ditumpang sarikan dengan tanaman lain. Asupan kelapa menyehatkan, juga dapat diolah jadi berbagai macam produk.
VCO setelah dikonsumsi dalam tubuh oleh enzim lipase dihidrolisis menjadi asam laurat, monolaurat, asam capric dan monocaprin, dengan aktivitas yang sangat beragam. VCO mengandung 45-53% asam laurat dan 7-8 % asam capric.
Riset in vitro menunjukkan zat yang terkandung dalam VCO ini mampu merusak membran virus dan menghambat pematangan/perkembangan virus. Monolaurin mampu merusak 99% amplop virus sehingga mengurangi efektivitasnya menginfeksi 14 RNA dan DNA manusia dalam kultur sel. Asam laurat menghambat replikasi virus. Hasil pengujian secara in vitro, pengujian terhadap binatang dan uji klinis menunjukkan VCO mampu meningkatkan immunitas tubuh.
Jadi untuk meningkatkan imunitas tubuh selain bergaya hidup sehat dan asupan vitamin dan mineral yang sudah menjadi pengetahuan umum, saat ini perlu ditambah dengan mengkonsumsi VCO. Sedang upaya menemukan obat dan vaksin dengan menyasar protein dan DNA/RNA perlu ditambah menyasar membran lipid virus dengan VCO.
Penjara di Cebu, Filipina, tahanan dan penjaga banyak yang terinfeksi virus corona. Mereka diberi VCO dan setelah 14 hari hasilnya negatif semua. Filipina saat ini sedang melakukan uji klinis di 2 rumah sakit terhadap 60 pasien penderita Covid-19 diberi perlakukan VCO dan 60 pasien lainnya sebagai kontrol. Saat ini masih dalam tahap pengumpulan data dan diharapkan beberapa minggu kedepan sudah ada hasilnya.
Dayrit berharap Indonesia juga melakukan uji klinis VCO terhadap pasien Covid-19. “Lebih banyak negara yang melakukan, lebih banyak pasien yang diuji semakin bagus. Nanti akan diketahui dengan jelas efikasi VCO terhadap Covid-19,” katanya.