Medan, mediaperkebunan.id – Subsektor perkebunan, baik kelapa sawit, karet, dan lainnya, kembali mampu mengangkat nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) pada Desember 2024 lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Asim Saputra, dalam penjelasannya kepada para wartawan kemarin di Medan, mengatakan NTP Sumut kembali terdongkrak menjadi sebesar 146,97 atau naik 0,82 persen di bandingkan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) November 2024 yang tercatat sebesar 145,77.
Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2024
Kata dia, kenaikan NTP Desember 2024 disebabkan oleh naiknya NTP empat subsektor, yaitu NTP subsektor hortikultura sebesar 3,21 persen, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,24 persen.
Kemudian, sambung Asim Saputra lagi, NTP subsektor peternakan sebesar 0,40 persen, dan NTP subsektor perikanan sebesar 0,07 persen. Sementara itu, ungkap Asim Saputra, NTP subsektor tanaman pangan justru mengalami kontraksi atau penurunan sebesar 0,93 persen.
Lalu, ujarnya, untuk nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara pada Desember 2024 sebesar 146,98 atau naik sebesar 1,72 persen di banding NTUP bulan sebelumnya.
“Survei harga produsen gabah di Sumatera Utara pada Desember 2024 telah mencatat 107 observasi transaksi penjualan gabah di 13 Kabupaten terpilih,” kata dia menjelaskan.
Adapun komposisi terbanyak, bebernya lagi, di dominasi oleh gabah kering panen (GKP) sebanyak 63 observasi (58,88 persen), di susul gabah kering giling (GKG) sebanyak 23 observasi (21,50 persen), dan gabah luar kualitas (GLK) sebanyak 21 observasi (19,63 persen).
“Di tingkat petani pada Desember, harga gabah tertinggi senilai Rp 7.292 per kilogram (Kg) berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR 46 di Kabupaten Toba,” kata dia.
“Sedangkan harga terendah senilai Rp 5.100 per kg berasal dari Gabah Kualitas GKP varietas Inpari 32 di Kabupaten Simalungun,” tutur Asim Saputra lebih lanjut.
Di sisi lain, i tingkat penggilingan pada Desember, harga gabah tertinggi senilai Rp 7.392 per Kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas IR 46 di Kabupaten Toba. Sedangkan harga terendah senilai Rp5.150 per kg berasal dari Gabah Kualitas GKP varietas Inpari 32 di Kabupaten Simalungun.
Rata-rata harga gabah kelompok kualitas gabah kering giling (GKG) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 5,21 persen dari Rp 6.589 per Kg pada November menjadi Rp 6.932 per Kg pada Desember.
“Kelompok kualitas gabah kering panen (GKP) juga mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp 5.740 per kg menjadi Rp 5.761 per Kg,” ucap Asim Saputra.
Ia menjelaskan, rata-rata harga gabah kelompok kualitas GKG di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 6,45 persen dari Rp 6.717 per Kg pada November menjadi Rp 7.150 per Kg pada Desember.
“Kelompok kualitas GKP juga mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp 5.896 per Kg menjadi Rp 5.909 per Kg,” tegas Kepala BPS Sumut Asim Saputra.