JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) telah siapkan strategi guna merealisasikan target swasembada gula kristal putih (GKP) nasional. Strategi itu antara lain upaya ekstensifikasi dan intensifikasi.
Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Ardi Praptono mengatakan, untuk strategi ekstensifikasi diperlukan perluasan lahan tebu seluas 75.000 hektare (Ha). Sedangkan intensifikasi berupa bongkar ratoon seluas 75 ribu Ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu Ha.
“Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan produktivitas tebu minum lahan 85 ton per hektare dengan rendemen 8 – 8,5 persen,” ujar Ardi beberapa waktu lalu.
Ardi menyebutkan, dalam kurun 3 tahun terakhir kinerja lahan tebu nasional dilaporkan membaik. Berdasarkan data Kementan terjadi peningkatan area seluas 36.000 Ha selama periode 2019 – 2021 dari 411.000 Ha menjadi 447.000 Ha.
Bahkan, lanjut Ardi, data terbaru mengungkapkan terdapat penambahan luas lahan tebu sebanyak 5.000 Ha periode 2021 sampai dengan 2022 berjalan.
Demikian juga dengan produksi gula yang di Indonesia pada 2021 meningkat secara tahunan. Pada 2021, produksi GKP untuk kebutuhan rumah tangga mencapai 2,35 juta ton. “Pada 2020, produksi gula untuk jenis yang sama hanya mencapai 2,13 juta ton,” kata Ardi.
Tahun 2022, lanjut Ardi, pemerintah menargetkan produksi gula Tanah Air bisa mencapai 2,5 juta ton yang diharapkan bisa terealisasi dengan adanya penambahan luas lahan. (*)