Jakarta, mediaperkebunan.id – Kementerian Pertanian (Kementan) dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) optimis bahwa stok minyak goreng (migor) didalam negeri tetap aman meskipun permintaan akan crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku migor terus meningkat.
Sekretaris Ditjenbun, Kementerian Pertanian, Antarjo Dikin mengungkapkan, stok atau ketersediaan CPO dan minyak goreng di dalam negeri cukup besar. Tahun 2021, diperkirakan ketersediaan minyak goreng mencapai 5,6 juta ton, sedangkan kebutuhannya sebanyak 5,56 juta ton. Kebutuhan tersebut terdiri untuk konsumsi (pangan) sebesar 2,48 juta ton dan industri 3,074 juta ton.
Arinya, ada surplus minyak goreng di dalam negeri sebanyak 42.589 ton. Pada akhir Mei ini saja diperkirakan neraca kumulatif minyak goreng surplus sebanyak 554.900 ton.
“Stok minyak goreng kita banyak. Kalau soal kenaikan harga minyak goreng bukan hanya Indonesia yang mengalami, negara lain yang juga produsen CPO yakni Malaysia juga mengalami kenaikan harga,” ungkap Antarjo.
Sehingga dalam hal ini, menurut Antarjo, kenaikan harga migor lebih disebabkan karena naiknya harga bahan bakunya, yakni CPO. Sedangkan naiknya harga CPO disebabkan naiknya permintaan dunia akan CPO.
Seperti diketahui, bahwa saat ini Indonesia telah menjadi penghasil CPO terbesar didunia. Maka meskipun permintaan CPO terus meningkat, stok migor masih tetap aman.
Tidak hanya migor, produk olahan yang berbahan baku CPO juga masih tetap aman. Terlebih saat ini pemerintah terus mendorong industri olahan yang berbahan baku CPO. Hal ini dilakukan untuk memperbesar pasar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pasar ekspor. Bahkan dengan memperbesar pasar dalam negeri bisa mendongkrak harga CPO dunia, mengingat Indonesia sebagai penghasil terbesar CPO.
“Kita minta kepada eksportir, jangan karena permintaan tinggi, kebutuhan dalam negeri dilupakan,” himbau Antarjo.
Lebih lanjut, Antarjo pun memastikan untuk pendistribusian migor tidak akan ada masalah. Hal ini karena pabrik migor tersebar diberbagai wilayah. Selain itu, Kementan juga menggandeng Perum Bulog untuk pendistribusian migor termasuk hingga Indonesia bagian Timur. (YIN)