2021, 1 Mei
Share berita:

Seruyan, mediaperkebunan.id – Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengadakan pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) kepada petani di petani di 4 Desa di Kecamatan Seruyan Tengah yaitu Desa Suka Makmur, Sukorejo, Suka Maju dan Bumi Jaya. Pelatihan ini dilakukan selama 3 hari dari tanggal 30 April 2021 dan 1-2 Mei 2021 dengan materi GAP.

Pelatihan tersebut dimuali dari persipan lahan, pembibitan, penanaman, menangani hama dan penyakit, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan, cara pemupukan, manajemen panen , pengendalian gulma, dan pengenalan dan aplikasi pestisida.

Menurut Ketua SPKS Seruyan Arif Mansur Rosyadi, pelatihan Good Agriculture Practice (GAP) ini merupakan salah satu layanan SPKS Kabupaten Seruyan kepada anggota petani sawit.

“Kami melihat pelatihan semacam ini sangat di butuhkan bagi petani karena saat ini Seruyan petani petani sawitnya sudah mulai berkembang cepat di satu sisi juga petani-petani sawit tersebut banyak tidak memiliki pengetahuan pengelolaan sawit sesuai dengan Good Agriculture Practice. Ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan yang di lakukan oleh organisasi SPKS dalam mempersiapkan petani masuk dalam untuk memasuki Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dimana petani 4 tahun kedepan sudah harus ISPO sesuai dengan Perpres Nomor 44 Tahun 2020,” papar Arif.

Lebih lanjut, Arif mengungkapkan, bahwa SPKS saat ini tengah mempersiapkan petani sawit anggotanya untuk masuk dalam Sertifikasi Yuridiksi Minyak Sawit Berkelanjutan Kabupaten Seruyan, Kalteng yang sudah di tetapkan oleh Bupati Seruyan. SPKS Seruyan dalam hal ini menjadi tim dalam Pokja sertifikasi yurisdiksi berkelanjutan tersebut.

“Selain itu, ditahun 2021 ada beberapa kegiatan yang akan di lakukan oleh SPKS dalam mendukung sertifikasi yuridiksi tersebut melalui kerjasama di tingkat lapangan bersama dengan Yayasan Inobu, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bahalap Seruyan (APKSBS) diantaranya adalah memetakan dan mendafatrkan STDB petani sekitar 500 petani, pelatihan Good Agriculture Practice (GAP), peguatan kelembagan petani sawit di desa agar bisa berfungsi dengan baik,” ungkap Arif.

Baca Juga:  BPDPKS Dorong Penerapan Teknologi Untuk Penguatan UKMK Sawit

Arif berharap, “melalui beberapa kegiatan ini tentu kami sangat yakin akan adanya peruban di petani sawit terutama ke arah pengelolan sawit sesuai dengan prinsip yang berkelanjutan dan siap untuk masuk dalam sertifikasi yuridiksi berkelanjutan yang di targetkan pemerintah kabupaten Seruyan.” (YIN)