SERDANG BERDAGAI, Perkebunannews.com – Tanaman sorgum layak secara ekonomis untuk dijadikan tanaman sela dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dicanangkan pemerintah. Karena sorgum mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan secara khusus.
Selain itu, sorgum mempunyai masa panen yang singkat, dalam tempo sekitar empat bulan sudah bisa panen. “Hasilnya bisa mendukung ketahan pangan pada masa replanting, dan sebagai tambahan biaya perawatan sawit yang ditanam,” ujar Presiden Direktur PT Paya Pinang Group Kacuk Sumarto kepada Perkebunannews.com, Rabu (18/12).
Kacuk mengatakan, tanaman asal Afrika ini dapat diaplikasikan selama masa replanting. Bahkan sampai dengan lima tahun, dengan produktivitas yang tentu akan menurun.
Sorgum dalam satu kali tanam bisa untuk tiga kali panen dalam satu tahun. “Hasil yang bisa diperoleh untuk tingkat petani adalah: bijih sorgum, tepung sorgum, air nira sorgum, gula nira sorgum, biomasa pakan ternak,” jelas Kacuk.
Menurut Kacuk, sorgum dapat dipanen bijinya sebanyak 8 ton per hektar (Ha). Melihat potensi itu pihaknya serius mengembangkan sorgum. Apalagi banyak negara membutuhkan sorgum seperti Thailand, Jepang, China. (YR)