Tulang Bawang Barat, mediaperkebunan – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui Kemampuan mengolah kopi robusta lokal Lampung yang dimiliki siswa-siswi SMK Muhammadiyah Tumijajar menjadi bukti nyata peran dan sumbangsih milenial di bidang perdagangan. Melalui keterampilannya, para siswa mampu menghasilkan produk yang berdaya saing dengan produk sejenis lainnya.
“Milenial yang memiliki jiwa entrepreneurship mampu melihat celah dan potensi lewat kopi robusta yang relatif pahit dan merngubahnya menjadi produk yang digemari konsumen,” ujar Zulkifli.
Zulkifli menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri akan turut mempromosikan secara lebih luas dan memberikan bantuan alat produksi untuk meningkatkan produksi kopi To Me Coffee.
“Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan membantu dari sisi pemasaran sehingga permintaan kopi produk para siswa meningkat dan membantu menyerap hasil pertanian masyarakat,” papar Zulkifli.
Sebelumnya Kemendag juga telah menandatangani Persetujuan Kopi Internasional (International Coffee Agreement/ICA) 2022 di Sekretariat Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO) London, Inggri. Kesepakatan ini secara intensif dibahas sejak 2019 dan berhasil disahkan pada 9 Juni 2022.
Menurut Zulkifli, keberhasilan ini akan memberi dampak penting pada peningkatan ekspor kopi nasional dan menjaga stabilitas harga kopi dunia sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia.
“Indonesia menyambut baik penandatanganan ICA 2022. Ini menjadi tonggak sejarah yang penting bagi masa depan keanggotaan Indonesia di ICO dan langkah maju yang penting bagi posisi masa depan kopi Indonesia di pasar internasional. Diharapkan kerja sama dengan ICO akan mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi,” ujar Zulkifli.
Lebih lanjut, terkait kopi Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengakui bahwa komoditas kopi menjadi komoditas perkebunan yang paling hit (dicari) bagi semua kalangan. Saat ini luas areal kopi 1,27 juta hektar (ha) produksi 786.191 ton, dan menempatkan Indonesia sebagai produsen keempat di dunia. Komoditas kopi merupakan komoditas sosial karena 98% merupakan perkebunan rakyat yang dikelola 1,85 juta KK.
Indonesia masih dapat meningkatkan produksi dan mutu kopi. Hal ini lantaran dengan faktor pendukung lahan yang sesuai untuk kopi masih tersedia luas; minat pekebun yang cukup tinggi; tersedia bahan tanaman unggul; tersedianya paket teknologi; tersedianya sdm peneliti yang berkualitas; dukungan pemerintah pusat dan daerah yang cukup tinggi; pasar yang besar baik domestik maupun ekspor.