Medan, mediaperkebunan.id – Senjakala dan kondisi yang tidak sedang baik-baik saja sepertinya sedang menghampiri industri perkebunan karet di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Pasalnya, ada banyak perusahaan pengolahan karet yang gulung tikar alias tutup karena kekurangan bahan baku. Dan kekurangan itu terjadi karena luasan perkebunan karet juga terus berkurang dari waktu ke waktu.
“Dari diskusi dan penelusuran kami, memang industri karet sedang mengalami penurunan, baik dari hulu maupun hilir,” kata Ridho Pamungkas selaku Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah (Kanwil) I Sumatera bagian Utara (Sumbagut).

Hal tersebut Ridho Pamungkas dalam sebuah konferensi pers di kantor Kanwil I di Jalan Gatot Subroto, Medan, kemarin. Saat itu Ridho Pamungkas didampingi dua pejabat KPPU yaitu Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum Hardianto, serta Kabid Kajian dan Advokasi Shobi Kurnia.
Di sektor hulu, pihaknya mendapatkan informasi kalau luas perkebunan karet terus berkurang karena mengalami alih fungsi lahan ke perkebunan kelapa sawit yang dinilai semakin berkembang.
“Banyak insentif dan perhatian yang perkebunan kelapa sawit terima dan juga mendorong alih fungsi perkebunan karet ini di berbagai kabupaten di Provinsi Sumut,” kata Ridho Pamungkas lagi.
Dampak buruk dari sektor hulu, kata Ridho Pamungkas, adalah ke sektor hilir, terutama kepada para pelaku industri pengolahan karet seperti sarung tangan karet, dan produk lainnya yang mengalami kekurangan bahan baku.
Ridho bilang, para pelaku industri pengolahan sudah kesulitan mendapatkan bahan olahan karet rakyat (bokar), sehingga ada perusahaan yang memilih tutup dan melakukan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Bagi perusahaan yang sudah meneken kontrak dengan buyer, ya mereka terus berusaha keras mendapatkan bahan bakunya. Atau, bagi perusahaan karet lainnya melakukan transaksi secara on the spot,” ungkap Ridho Pamungkas.
Yang membuat situasi ini semakin memburuk, kata Ridho Pamungkas, adalah munculnya kecenderungan pengabaian dari pemerintah, termasuk dari pemerintah provinsi (Pemprov) Sumut, terhadap apa yang perkebunan dan industri pengolahan karet alami.
“Bahkan perkebunan karet sekarang ini sudah Pemprov Sumut keluarkan dari industri unggulan, dan lebih fokus ke kelapa sawit,” tegas Ridho Pamungkas.