2018, 17 Oktober
Share berita:

Dari 11,7 juta ha kebun kelapa sawit di Indonesia, luas kebun kelapa sawit rakyat mencapai 40%, dengan jumlah petani dan pekerjanya mencapai 4.432.362 orang. Dengan jumlah petani sebanyak itu tidak mungkin semuanya bergabung dalam satu organisasi asosiasi petani. Wajar jika banyak asosiasi untuk menyuarakan kepentingan petani.

“Saat ini yang tercatat resmi ada 8 asosiasi petani kelapa sawit. Semua asosiasi petani ini harus bersatu dan bekerjasama, terutama berkaitan dengan kampanye negatif dari luar negeri. Petani lebih efektif menangkal kampanye negatif karena tidak ada LSM yang menyerang petani,” kata Asmar Arsjad, Sekjen Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dalam perbicangan via telepon dengan Perkebunan News.com.

Meskipun merupakan Sekjen Apkasindo, tetapi bagi Asmar, tidak bisa Apkasindo bersikap seolah-olah satu-satunya organisasi yang mewakili seluruh petani kelapa sawit di Indonesia. “Semua organisasi petani harus dirangkul dan bekerjasama untuk kemajuan kelapa sawit Indonesia,” katanya.

Saat ini Apkasindo merupakan satu-satunya organisasi petani kelapa sawit yang selalu dilibatkan dalam berbagai aktivitas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, seperti anggota komite , mewakili petani dalam berbagai kampanye di luar negeri,pelatihan, fasilitasi mengikuti bebagai seminar dan lain-lain.

Menurut Asmar kondisi ini harus dirubah. BPDPKS harus juga merangkul asosiasi petani lain dalam berbagai aktivitasnya. Asosiasi petani juga harus menjalin hubungan yang baik dengan Dirjen Perkebunan yang ditugaskan negara untuk membina petani. Jangan sampai asosiasi petani malah ikut-ikutan menyerang dirjen perkebunan.

Baca Juga:  ASPEKPIR KALSEL BANTU KORBAN BANJIR