Jakarta, mediaperkebunan.id – Dewan Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO) periode 2019/2020, bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mendorong disepakatinya secara prinsipil Komunike Bersama untuk mencapai keberlanjutan ekonomi bagi sektor kopi global yang inklusif dan berketahanan.
Komunike Bersama disepakati Dewan Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO), industri kopi global, dan organisasi internasional di sektor kopi dan pangan pada sidang ke-127 ICO yang diselenggarakan secara virtual.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, pencapaian sektor kopi yang berkelanjutan dan berdaya saing menjadi prioritas ICO. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan kerja sama dan peran aktif antara sektor pemerintah dan sektor swasta kopi global.
Dalam hal ini Kemendag akan mengajak seluruh negara anggota ICO, yang juga merupakan bagian dari komunitas kopi global, untuk mendukung pelaksanaan tugas ICO mewujudkan sektor kopi yang berkelanjutan, inklusif, dan berketahanan.
Tidak hanya untuk menjamin peningkatan konsumsi kopi global, namun juga kesejahteraan hidup dari 25 juta petani kopi di seluruh dunia.
Saat ini, keketuaan Indonesia di ICO dihadapkan pada berbagai tantangan besar, yaitu krisis harga kopi, krisis keuangan organisasi, dan krisis ekonomi global akibat pandemi COVID-19. Untuk itu, ICO berhasil menyepakati pembentukan Gugus Tugas Sektor Pemerintah dan Swasta (Coffee Public-Private Task Force/CPPTF).
CPPTF merupakan forum multi-stakeholder pertama di bawah ICO yang berfungsi untuk memberikan rekomendasi aksi kepada ICO (sektor pemerintah) dan Forum CEO dan Pemimpin Kopi Global (CEO and Global Leaders Forum/CGLF) (sektor industri).
Caranya, dengan membentuk aksi bersama dan peta jalan untuk mencapai sektor kopi yang berkelanjutan. Menurut Iman, gugus tugas yang dibentuk ICO di tengah berbagai krisis yang dihadapi sektor kopi global menjadi solusi terbaik untuk menyatukan suara dari berbagai pemangku kepentingan.
“Melalui gugus tugas ini, ICO tidak hanya mendorong peran dan tanggung jawab negara dalam menyelesaikan berbagai tantangan di sektor kopi global, tapi juga melibatkan industri, organisasi internasional, dan bahkan petani,” jelas Iman.
Selain itu, menurut Iman, gugus tugas juga menjadi forum bagi ICO untuk mendorong mobilisasi sumber daya dari industri kopi global sebagai bentuk peran dan tanggung jawab dalam menghadapi krisis kopi yang terjadi.
“Indonesia yakin, inisiatif pembentukan gugus tugas akan menjadikan ICO sebagai organisasi yang modern dan dinamis dalam memberikan solusi nyata untuk menjawab berbagai tantangan dan krisis sektor kopi global,” ungkap Iman.
Partisipasi aktif Indonesia di ICO juga dibuktikan dengan terpilihnya Plh. Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Antonius Yudi Triantoro sebagai salah satu sherpa/anggota gugus tugas. Gugus tugas tersebut terdiri atas 15 negara anggota ICO (mewakili 49 negara) dan 16 sektor swasta (termasuk industry champions seperti ECOM Agroindustrial, Nestle, Illy, Olam, Jacobs Douwe Egberts (JDE), Starbucks Coffee, Lavazza, Sucafina, Mercon Coffee Group, Tchibo, Neumann Kaffee Gruppe, dan Volacafe).
“Selain aktif sebagai anggota gugus tugas, Indonesia juga akan terlibat aktif dalam technical workstreams, yaitu komite teknis yang merupakan think-tank dari gugus tugas. Komite teknis ini terdiri atas tenaga ahli yang mendiskusikan dan mengidentifikasi berbagai permasalahan dan solusi praktis untuk kepentingan sektor kopi global. Komite Teknis Indonesia terdiri dari tenaga ahli Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), dan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI),” papar Yudi.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ke-4 dunia dengan total produksi mencapai lebih dari 700 ribu ton per tahun dan 10 besar negara konsumen kopi global. “Untuk itu, kami optimistis, partisipasi aktif Indonesia di ICO akan memberikan kontribusi positif untuk mencari solusi terbaik bagi pemulihan sektor kopi global,” jelas Yudi. (YIN)