Model pendidikan yang dikembangkan Instiper merupakan model pendidikan perguruan tinggi vokasi yang ideal. Sekarang pemerintah sedang melakukan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi yang ternyata sudah lama dilakukan Instiper, bahkan transformasi sampai 3-4 kali. Prof Ainun Na’im PhD MBA, Sekjen Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyatakan hal ini pada kuliah umum dalam rangkaian Orientasi Kampus dan Kenal Kebun (Okkabun) 2018 penerimaan mahasiswa baru Instiper di Stiper Edu Tourism, Bawen, Semarang.
Menurut Naim sudah tepat mahasiwa baru itu masuk Instiper karena perkebunan peranannya penting bagi perekonomian Indonesia, tidak akan pernah punah, hanya teknologinya yang akan berganti dan berkembang.
Tranformasi yang dilakukan Instiper membuatnya menjadi kondisi ideal bagi perguruan tinggi vokasi. Kondisi ideal ditandai dengan dosen ada yang berasal dari praktisi, sehingga bukan hanya bercerita saja tetapi melatih.
Kemudian ada fasilitas laboratorium dan lapangan. Instiper punya kebun pendidikan yaitu Stiper Edu Agro Tourism yang terletak di Bawen, Semarang seluas 13 ha. Di sini ada tempat belajar pengelolaan kebun, juga pengolahan biodiesel sehingga mahasiwa mampu memproses dan mengoperasikan mesin biodiesel.
Kemudian ada patner industri tempat mahasiwa belajar. Ada keterlibatan industri pada proses pendidikan. Mahasiswa melakukan praktek kerja di perusahaan perkebunan dan kehutanan dan mereka dibayar. “Tidak banyak pendidikan yang punya akses ke industri seperti Instiper ini. Di tempat lain mahasiswa harus mencari sendiri tempat prakteknya. Jadi mahasiswa Instiper beruntung dan tepat memilih kuliah di sini,” katanya.
Kurikulumnya jelas ada belajar di kelas, lapangan dan industri. Jenis program studynya sudah sesuai dengan apa yang dikatakan Presiden Jokowi yaitu mempunyai keterampilan dan skill yang jelas. Keahlian yang diperoleh di Instiper ada tempatnya di industri. Dengan model seperti ini maka mahasiswa jadi lulusan yang baik dan siap bekerja di industri.