2016, 25 November
Share berita:

Nusa Dua, Bali – Ukuran Ukuran standar kemiskinan menurut Bank Dunia adalah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang dilihat dari besarnya pendapatan. Definisi tersebut menekankan mengenai pentingnya produktivitas, karena ketika orang semakin produktif maka pendapatan mereka semakin meningkat.

Lalu dimanakah peran industry kelapa sawit dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat?. Profesor Iwan Jaya Aziz, ekonom Universitas Cornel Universitas Amerika Serikat, menyebutkan dampak industry kelapa sawit tidak hanya focus pada masalah pendapatan atau dampak langsung, karena dampaknya bisa lebih luas yakni ketersediaan pangan dan kesehatan masyarakat. Namun secara tidak langsung bisa dilihat dari tingkat kesehatan dan kualitas SDM yang mendapatkan akses lebih baik terhadap pendidikan. “Jika kita berbicara mengenai isu kemiskinan, maka kita harus focus pada kelompok smallholders,” tegas Iwan.

Hal senada disampaikan Risa Bhinekawati Dosen Universitas Podomoro dalam acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2017 Price Outlook di Nusa Dua Bali. Risa Menyebutkan, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan keterlibatan dari perusahaan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. Lahirnya CSR sebagai investasi modal social untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan seakan menjadi solusi.

“Setiap perusahaan berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan. yaitu implementasi program CSR sebagai modal social. Program Petani Plasama adalah implementasi paling sukses sebagai contoh dari kegiatan CSR” Kata Risa. YIN

Baca Juga:  ISU GENDER DIGUNAKAN DALAM KAMPANYE HITAM KELAPA SAWIT